RSS
Facebook
Twitter

Wednesday 27 November 2013












Ka'bah = Berhala?

Apa bedanya kita dengan oran kristan buda hindu yang saat mereka beribadah barhadapan dengan batu batu yang mereka anggap sebagai tuhan mereka, toh padahal umat islam pun saat beribadah menghadap ke ka’bah yang isinya batu? Sebuah pertanyaan yang mungkin kritis.

Umat Islam, kapan dan di mana pun berada, terutama saat munajat kepada Allah, maka selama hati mereka ikhlas untuk mencari Allah, tentu mereka akan mendapatkan Allah. Yang jelas, Allah tidak pernah memerintahkan kepada umat Islam untuk menyembah Ka'bah. Ka'bah yang terbuat dari batu sama sekali tidak disembah oleh umat Islam, tapi hanya melakukan apa yang di perintahkan oleh Allah dan tidak ada unsur menyembah meskipun kelihatanya orang islam saat di makkah sujud di depan ka’bah. Jadi, sekalipun menghadap Ka'bah, dia sesungguhnya hanya menyembah Allah semata, bukan kepada Ka'bah yang terbuat dari batu.

Pertanyaan selanjutnya, kenapa harus menghadap Ka'bah? jawabanya "karena Allah yang memerintahkan umat Islam untuk menghadap ke Ka'bah, dan hal ini merupakan bentuk hokum islam yang bersifat ta’bbud,dalam arti sesuatu hokum yang akal akan menemui jalan buntu untuk meneliti lebih lanjut. Mungkin hal ini bisa di samakan tentang jumlah rakaat solat, kenapa ada yang 2,4,dan 3.

Jadi sekali lagi umat islam bukanya menyembah ka’bah yang berupa batu, tapi hanya untuk menjalakan perintah Allah semata.

Mengintip Buku Eva Herman

 
 
 
Mengintip Buku Eva Herman

Di Jerman telah terbit sebuah buku mengenai peran perempuan yang menjadi pembicaraan luas. Penulis buku ini adalah Eva Herman yang dikenal sebagai pembawa acara di televisi Jerman. Bukunya yang diberi judul “Prinsip-Pronsip Eva” itu terbit bulan September 2006. Namun buku ini menjadi pembicaraan luas setelah Eva Herman secara terang-terangan membahas berbagai topik yang ditulisnya dalam buku tersebut. Salah satu topik kontroversial yang diangkat Herman adalah bahwa perempuan seharusnya kembali ke rumah dan menikmati peran sebagai istri dan ibu.

Gerakan perempuan muncul di berbagai negara Eropa sejak abad ke 17 dan 18. Meski tidak dalam bentuk gerakan yang terorganisir, sejak saat itulah pemikiran mengenai feminisme mulai berkembang. Para pembela hak-hak perempuan memulai gerakan mereka dengan alasan ingin membela hak-hak perempuan dan menolak adanya pembedaan antara laki-laki dan perempuan.

Pada tahun-tahun pertama setelah Perang Dunia Kedua, terbitlah buku berjudul Gender Kedua, yang ditulis oleh Simone de Beauvair seorang feminis ekstrim. Melalui bukunya ini Beauvair mendorong kaum perempuan untuk bersaing dengan kaum laki-laki.

Dalam gerakan feminisme semacam ini, kaum perempuan dijauhkan dari tugasnya semula sebagai istri dan ibu. Dalam pandangan mereka, persamaan hak antara laki-laki dan perempuan bermakna mengabaikan semua perbedaan alami antara laki-laki dan perempuan, baik itu perbedaan fisik atau psikologis. John Stuart Mill adalah salah seorang pendukung feminisme ekstrim yang mengingkari perbedaan alami laki-laki dan perempuan. Dalam bukunya Mill menulis, “Penggolongan jenis laki-laki dan perempuan sesungguhnya adalah sesuatu hal yang dibuat-buat yang hasilnya adalah represi terhadap satu dimenasi dan memprovokasi dimensi lainnya secara tidak alami.”

Hingga kini, telah beberapa abad berlalu sejak dimulainya gerakan feminisme, kaum perempuan di dunia Barat telah mengalami berbagai aktivitas dan pekerjaan di luar rumah yang melelahkan. Kini, terdengar suara lain yang didengungkan sebagian kaum perempuan di Barat. Para pekerja perempuan di Barat mulai bangkit memprotes pekerjaan berat yang dibebankan kepada mereka, tanpa memperhatikan karakteristik fisik dan psikis perempuan. Banyak kaum perempuan di Eropa yang merasakan kekosongan maknawiah dalam kehidupan mereka dan merindukan kehidupan keluarga yang penuh empati dan kasih sayang. Keinginan seperti inilah yang disuarakan Eva Herman dalam bukunya itu.

Eva Herman dalam bukunya memaparkan contoh-contoh dan bukti-bukti mengenai aktivitas kaum perempuan di dalam masyarakat. Dengan mengajukan data statistik dan informasi mengenai pendukung gerakan perempuan, Eva mengambil kesimpulan bahwa aktivitas di luar rumah malah justru menimbulkan masalah bagi kehidupan perempuan. Menurut Herman, masalah ini terjadi karena kesalahan pemikiran yang berkembang di tengah perempuan, yaitu bahwa perempuan harus bekerja di luar rumah untuk membuktikan eksistensinya. Herman menulis, “Gerakan perempuan telah mengeluarkan perempuan dari kondisi keperempuannya dan meletakkan mereka dalam kondisi kelaki-lakian. Adalah sebuah kesalahan bila kita menginginkan perempuan menjadi seperti laki-laki karena sesungguhnya keduanya berbeda secara alami.”

Perempuan Jerman ini dalam bagian lain bukunya menekankan agar dijalin kesepahaman antara laki-laki dan perempuan. Herman meyakini bahwa perempuan memiliki posisi yang istimewa dan memiliki peran utama dalam pembentukan keluarga dan pendidikan anak. Eva menekankan agar slogan-slogan kebebasan mutlak mengenai anak-anak harus disingkirkan dan keluarga harus memberikan perhatian yang lebih besar kepada pendidikan anak-anak mereka. Setelah meneliti kondisi perempuan dan keluarga, Eva Herman menyimpulkan bahwa anak-anak dan remaja adalah korban utama dari aktivitas perempuan di luar rumah. Dalam salah satu bab di bukunya yang diberi judul Tragedi Anak-Anak, dia mengkritisi ketiadaan kasih sayang di antara anggota keluarga. Eva mengatakan, “Di dunia dewasa ini, anak-anak menganggap kekerasan sebagai hal yang alami. Bukankah menjadi kewajiban para ibu untuk mengajarkan kepada anak-anak mereka bahwa di dunia ini, selain kekerasan ada banyak hal lain yang harus diperhatikan?”

Pembahasan Eva Herman mengenai kecenderungan kaum perempuan modern untuk tidak memiliki anak telah menjadi sebuah pembahasan kontroversial di Jerman. Eva mengatakan, “Karena kewajiban utama kaum perempuan sebagai ibu dan pendidik anak tidak dilaksanakan dengan baik, anak-anak menderita dan menghadapi banyak masalah.” Eva menambahkan, “Aktivitas perempuan di luar rumah telah menghancurkan pondasi keluarga. Namun kita kaum perempuan memiliki kemampuan untuk melepaskan diri dari jalan buntu ini. Kita harus kembali kepada emosi keperempuanan, rasa malu, dan kesucian, serta kepada naluri alami untuk memiliki anak. “

Tentu saja pandangan Eva Herman ini juga bisa ditelaah lebih lanjut. Kenyataan menunjukkan bahwa kehadiran kaum perempuan di tengah masyarakat tidak selalu berarti terjun ke dalam persaingan dengan kaum laki-laki. Kondisi sosial dan tekanan ekonomi juga menjadi pendorong bagi sebagian perempuan untuk bekerja di luar rumah. Selain itu, dalam sebagian bidang, kehadiran perempuan dalam masyarakat terbukti memiliki peran positif. Banyak perempuan yang berhasil menjaga keutuhan keluarga dan mendidik anak-anak dengan baik, namun pada saat yang sama, mereka juga membuktikan kemampuannya bagi kemajuan masyarakat.

Di sisi lain,sesungguhnya apa yang disampaikan Eva Herman dalam bukunya ini memiliki kedekatan dengan ajaran Islam yang terkait dengan perempuan. Dalam Islam, perempuan dan laki-laki memiliki nilai kemanusiaan yang setara, tidak ada yang lebih rendah daripada yang lain. Dalam Islam, laki-laki dan perempuan adalah dua makluk Tuhan yang memiliki kedudukan yang sama. Namun, Islam mengakui adanya perbedaan alami antara laki-laki dan perempuan dan perbedaan alami inilah yang membedakan tugas dan tanggung jawab di antara keduanya. Islam tidak menafikan atau melarang peran perempuan di luar rumah, namun Islam memberitahukan bahwa yang harus diutamakan adalah peran perempuan dalam keluarga. Islam menyuruh agar laki-laki dan perempuan hidup berdampingan dalam suasana kasih sayang serta bersama-sama membanguuh agar laki-laki dan perempuan hidup berdampingan dalam suasana kasih sayang serta bersama-sama membangun keluarga yang baik sehingga tercipta masyarakat yang sehat.

Buat saudaraku perempuan muslim jangan terlalu tergiring oleh teori teori barat karna sesungguhnya teori tersebut tidak lain hanya untuk merugikan kita sendiri.

ada apa dengan kalian ?



                         ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Ketika urusan poligami mencuat, mereka atas nama kaum perempuan ribut bahakan pada demo. Tapi ketika urusan Pelacuran - Pemesuman & Perzinahan kenapa tidak ada satupun kaum perempuan yang ribut ? Sebuah pertanyaan yang semesitnya menggunakan tanda tanya yang sangat besar.

Dalam hal ini kami tidak sejalan pada pemerintah karena saat menyikapi poligami, seperti yang dilakukan Aa Gym (44) dengan Alfarini Eridani (37), pemerintah seperti kebakaran jenggot. pemerintah segera melakukan langkah-langkah politis yang spektakuler, emosional, dan reaksioner. Tujuannya agar larangan PNS untuk berpoligami diperketat lagi. Bahkan sebagian dari mereka di TV menegaskan ada rencana untuk memperluas larangan poligami. Maksudnya tidak hanya PNS saja yang dilarang, tapi juga masyarakat umum. Bahkan main ancam segala, bahwa siapa saja kyai atau ustadz yang menikahkan orang untuk berpoligami, dapat dipidanakan.

Sebuah Renungan Fakta di atas

Menurut hemat kami melihat fenomena di atas pemerintah tidak mempunyai standar moral yang jelas untuk menyikapi segala peristiwa. Mengapa reaksi pemerintah terhadap poligami (yang halal) tidak seheboh kasus zina (yang haram)? Kalau pemerintah berhujjah punya "moral obligation" (tanggung jawab moral) untuk menyikapi poligami Aa Gym, kemana tanggung jawab moral pemerintah ketika majalah Playboy versi Indonesia terbit? Bukankah mata pemerintah tidak buta untuk bisa melihat kebejatan yang semacam itu? Kemana pula perginya tanggung jawab moral pemerintah ketika berbagai tayangan pornoaksi dan kekerasan marak sekali di TV-TV dalam program film, sinetron, dan hiburan?

Kedua, banyaknya protes masyarakat terhadap poligami Aa Gym, menunjukkan masyarakat belum bisa bersikap dewasa dalam perspektif Islam. Sikap masyarakat yang mencemooh poligami menunjukkan seakan-akan masyarakat kita adalah kaum muallaf yang baru masuk Islam. Yang belum tahu kalau zina itu haram, bukan halal. Yang belum tahu kalau poligami itu halal, bukan haram. Ini jelas menunjukkan sangat rendahnya kesadaran masyarakat terhadap Islam khususnya dalam masalah poligami. Siapa yang salah? Menurut kami banyak pihak. Aa Gym barangkali juga turut bersaham. Sebab beliau lebih banyak menyentuh aspek qolbu, dari pada masalah syariah, dalam ceramah-ceramahnya. Coba kalau Aa Gym pernah menjelaskan halalnya poligami, tentunya protes terhadapnya tidak terlalu gila-gilaan. Pemerintah juga salah. Karena dengan berbagai aturan seperti PP 10/1983 telah melarang PNS berpoligami.Ini menciptakan opini umum bahwa poligami itu seakan-akan suatu tindak kriminal yang keji dan amoral yang harus diberantas sampai tuntas-tas-tas. Apalagi aturan itu membuat syarat-syarat yang irasional dan imajiner. Kalau mau poligami, syaratnya tetek bengek sengaja dibikin super sulit. Selain izin isteri tua dan atasan, isteri tua haruslah : (1) tidak mampu menjalanan tugas sebagai isteri, (2) berpenyakit permanen, (3) tidak berketurunan.

Ketiga mereka yang menolak atau membuat aturan poloigami kami yakin tidaklah sesemangat atas penolakan mereka terhadap prostitusi, atau jangan jangan mereka mungkin takut adanya demo meyerang mereka sehingga membentuk aturan aturan poligami.

Pemerintah gak usah mengikuti arus masarakat yang melihat suatu hal sebelah mata. PR antara lain bagi Pemerintah adalah seharusnya memberi bimbingan kepada masarakat kalo poligami di perbolehkan sampai 4, dan masarakat harus melawan adanya prostitusi dan juga perzinaan.bukan malah sebaiknya dalam arti masarakat sangat dingin dengan adanya prostitusi, perzinaan. Yang saya takuti pada mereka yang anti poligami adalah ujung ujugnya mereka juga akan janggal dan protes pada praktek poligami yang di lakukan pada para rosul Allah.

Mungkin kami musti mengulang lagi pertanyaan kami di atas, ketika urusan Pelacuran - Pemesuman & Perzinahan kenapa tidak ada satupun kaum perempuan  atau masarakat yang ribut ?

Tuesday 26 November 2013

Izinkan Aku Pamer Aurat ?

                                               Atas Nama HAM, Izinkan Aku Pamer Aurat…!????????????????????????

Wanita Indonesia identik dengan sifat malu. Mereka malu memakai busana minim dan malu berinteraksi dengan kaum Adam yang bukan mahram. Kaum hawa bersikap sesuai etika ketimuran, yang menjaga sikap terhadap laki-laki, dan memakai pakaian yang sopan menurut agama islam, menjaga dan melakukan tradisi yang di bawa oleh para penyebar agama islam di indonesia, tapi itu dulu, beda dengan sekarang yang sangat jarang sekali perempuan masih mempunyai rasa malu atau memakai pakaian yang telah di ajarkan oleh islam. Ada banyak alasan mereka antara lain soal pakaian merupakan HAM yang tidak boleh di otak atik oleh orang lain ada juga demi gaya hidup dll.

Hari ini, manusia telah mengubah zaman, di mana para wanita dijadikan sebuah boneka. “Atas nama HAM, izinkan saya pamer aurat,” begitulah gambaran yang tepat aspirasi para wanita kebanyakan.

Atas nama kebebasan, wanita Indonesia tidak malu-malu melucuti busana di tempat umum agar disebut modern seperti wanita barat. Melalui dunia hiburan, propaganda barat telah sukses memalingkan muslimah Indonesia berkiblat kepada jurang kehancuran.

Barat berhasil menipu dunia, utamanya Indonesia. Di negara barat dan kroni-kroninya, wanita yang berani –maaf– telanjang di dunia akting merupakan kebanggaan, kategori wanita seperti ini bagi mereka layak menerima penghargaan bergengsi. Ironinya, Indonesia merupakan negara yang latah mengikuti budaya mereka. Budaya yang menjauhkan muslimah dari agamanya.

Kami tidak serta merta menyalahkan Barat sepenuhnya dalam hal ini, tapi yang jelas karena lemahnya iman lah wanita yag asalnya menyandang predikat muslimah berubah menjadi wanita yang.........( mungkin pembaca bisa menebak jawaban titik titiknya), kami gak bisa apa apa apalagi merubahnya, kami hanya cuma bisa berkabung melihat fenomena yang melanda negara indonesia.

“Atas nama HAM, izinkan saya pamer aurat.” Pesan inilah yang membuat undang-undang pornografi dan pornoaksi mandul di negara kita. Walaupun jutaan umat mendukung, tidak akan aspirasi ini menjadi kenyataan. Faktanya dunia hiburan berupa media cetak dan elektronik semakin liar dan berani mengekspos aksi wanita.

Pelecehan terhadap wanita dengan kedok seni, mendorong wanita bangga memamerkan aurat. Aksi seronok yang pantas dilakukan wanita tuna susila, kini telah di lakukan oleh wanita penjaja akting. Generasi muda menjadi korban, ikut-ikutan bertindak seperti wanita penjaja akting, rusaklah negara, akibat tidak mampu mendidik wanita.

Saya juga gak tau siap pengarang atau penggagas utamanya saat wanita membuka aurat merupakan budaya, seni, ataua entah apa namanya, yang saya tau saat wanita membuka aurat secara otimatis dia melangar ajaran agama islam itu saja, gak lebih, entah penilaian saya ini di katakan jadul, kuper, udik dll saya gak peduli.

Islam Memuliakan Wanita

Islam sangat menghargai wanita, menjaga agar martabat wanita terangkat, bukan rendah layaknya sampah, atau menjadi boneka para manusia rakus. Apa artinya sebuah pamor, jika di dalamnya memaksa wanita merusak derajat dan martabatnya di hadapan masyarakat luas. Apa pula artinya ketenaran, jika di dalamnya menyuruh wanita bertindak melanggar norma-norma agama.

Bahagialah para wanita muslimah, ketika anak-anak, dalam lindungan keluarga, ketika beranjak dewasa atau baligh, diperintahkan menutup aurat, sebagai bentuk ketakwaan pada Allah sang Maha Pencipta. Dalam hijab, bukan hanya sekedar menutup aurat, tetapi merupakan cirri khas muslimah yang mudah terdeteksi identitas kemuslimahannya, hal ini sesuai firman Allah dalam surat Al-Ahzab ayat 59:

“Hai Nabi, katakanlah pada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.”

Jika kita mau befikir sejenak saja, apa sih yang di banggakan saat seseorang menjadi artis? Apa pula yang di dapatkan saat wanita membuka aurat di depan umum? Bisa di katakan hebatkah dia? Ah rasanya naif jika adanya wanita membuka aurat hanya demi mendapatkan kata kata wau dari laki laki atau teman wanita tersebut, lantas kalau sudah di katakan wau dia mendapatkan apa? Apakah demi kata wau dia berani melanggar aturan tuhan?

Akhirnya, mewakili suara hati muslimah, penulis ingin mengatakan, ‘atas nama   HAM, izinkan kami para wanita menutup aurat secara rapat’, atas nama HAM, jangan ganggu para muslimah dengan tuduhan miring yang mengait-ngaitkan dengan julukan teroris. Atas nama HAM, izinkan muslimah mendapatkan kebebasan berpakaian syar’i sesuai aturan syariat.

Dan semoga saja saudara kita yang masih membuka aurat cepat cepat menutup dengan pakian yang lebih feminim agar identitas muslim benar benar ada dan bisa membedakan antara muslim dangan tidak muslim.

Poligami Dalam Sejarah



Menengok Sejarah Poligami

sebagia dari kita mungkin punya anggapan bahwa poligami adalah warisan dari agama yang di bawa oleh nabi muhamad yaitu islam. tapi anggapan itu salah, karna sejarah telah mencatat bahwa poligami adalah sejarah yang mengitari kehidupan  manusia itu sendiri. kita akan sedikit menulis tentang sejarah poligami dan bagaiman perkembanganya hingga dewasa ini.

Sampai saat ini kami tidak tau bahasa arabnya poligami, yang kami tau poligami dalam terminologi antropologi sosial adalah praktek pernikahan secara kolektif yang terdiri dari satu orang laki-laki dengan lebih dari satu orang perempuan (istri). Poligami merupakan salah satu fenomena sosial dalam sejarah umat manusia. Sejarah poligami merupakan sejarah tradisi kuno. Keberadaannya pun, bersamaan dengan keberadaan sejarah manusia itu sendiri. Secara umum, poligami merupakan spirit system paternalisme ( baca: sistem kepemimpinan yg berdasarkan hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin) yang dianut oleh suku-suku nomaden. Sistem ini meniscayakan komposisi rumah tangga patriarki yang terdiri dari laki-laki sebagai poros atau pemimpin dan sejumlah perempuan sebagai istri, ditambah budak budak sariyyah (boleh dikumpuli tanpa ada ikatan pernikahan). Dengan sistem yang demikian ini, seorang laki-laki oleh memiliki hingga ratusan, atau bahkan ribuan istri. Dalam tradisi bangsa-bangsa kuno, tak ada aturan atau batasan yang mengikat sistem perkawinan poligami. Satu-satunya aturan yang di sepakati adalah larangan mengambil saudara perempuan istri sebagai istrinya. Sejarah poligami seperti ini, sudah berjalan semenjak dahulu, sebagaimana yang dilestarikan dari generasi ke generasi berikutnya. Bahkan, ajaran setiap agama dalam kitab-kitab suci mereka, banyak mengisahkan, gambaran praktek poligami yang dilakukan tidak hanya oleh para raja, tetapi juga oleh Nabi-Nabi yang terdahulu.

Poligami dalam Tradis Masyarakat Bangsa Kuno

Poligami merupakan salah satu warisan tradisi masyarakat kuno. Tradisi ini, telah lama dikenal, bahkan sangat identik dengan gaya hidup setiap kepala suku. Hanya saja, di dalamnya tidak berlaku aturan-aturan baku yang mengikat dan dipatuhi. Siapapun, bisa mengumpulkan perempuan-perempuan yang dikehendaki tanpa batas bilangan tertentu. Tak hanya dilakukan oleh suku-suku primitif, poligami juga mendapatkan tempat di kalangan suku-suku beradab bangsa kuno seperti, Persia, Yahudi, Babilonia, Mesir, India, Romawi. Beberapa cerita tentang kepahlawanan para raja atau para tokoh bangsa kuno sangat identik dengan jenis pernikahan ini.

Kisah poligami adalah kisah umat manusia dalam menjalin komitmen keluarga, dan mungkin bisa dikatakan keberadaan poligami sama saja dengan keberadaan manusia. Poligami adalah sistem perkawinan majemuk yang lumrah dilakoni oleh suku-suku bangsa kuno, dan masih tetap dipertahankan dalam tradisi Islam hingga kini. Sejarah poligami, bukan sejarah Islam. Sejarah poligami adalah sejarah manusia, agama dan masyarakat. Islam bukan pemain baru, dalam hal ini. Justru, karena reformasi yang dilakukan Islam, poligami menjadi sakral, suci dan jauh dari eksploitasi hewani manusia.  

Sejarah poligami dalam Islam, tidak berbeda dengan sejarah beberapa ritus peninggalan suku bangsa Arab, sebelum Islam. Ritus ritus peribadatan bangsa Arab seperti, pengagungan Baitul Haram dan Tanah Suci, haji, umrah, sakralisasi bulan Ramdhan, mengagungkan bulan-bulan Haram, penghormatan situs-situs Ibrahim-Ismail, ritus-ritus sosial dan ritus-ritus politik (khilafah dan syura) serta masih banyak lagi ritus-ritus lainnya, hal hal ini merupakan bagian kecil dari warisan tradisi bangsa Arab kuno. Kita juga tau bahwa haji dan umrah sudah ada jauh sebelum Islam (Nabi Muhammad) diutus sebagai rasul. Bangsa Arab sudah menunaikan tradisi ini pada bulan zulhijjah selama berabad-abad. Konstruksi dan urutan-urutannya sama persis dengan ritual haji dan umrah yang sekarang dilakukan oleh umat Islam. Mulai dari talbiyyah (seruan memenuhi panggilan saat mereka berangkat ke kota suci Mekkah) memakai pakaian ihram, wukuf di Arafah, menuju Muzdalifah, bertolak ke Mina, melempar jumrah, thawaf dan sebagainya. Memang pada awalnya, sebelum Islam datang, ritual-ritual tersebut di dalamnya sering mengandung unsur syirik (penyekutuan Tuhan), seperti menyebut Lata, Uzza dansebagian ada yang berthawaf sambil telanjang. Menghadapi tradisi kuno seperti ini, Islam datang dengan membawa aturan baru yang lebih beradab dan manusiawi. Oleh karena itu, Islam tidak melarang haji, tidak menutup situs dan ritus yang diagungkan masyarakat Arab, tidak pula membuat tradisi-tradisi tersebut mati untuk selamanya atau membuat ritus-ritus baru. Justru Islam berusaha mengembalikan ritus, fungsi situs dan tradisi yang sudah ada kepada asalinya, yaitu pengagungan kepada Tuhan, bukan Lata ataupun Uzza.

Sebelum Islam, poligami begitu semrawut dan tak memiliki aturan. Banyak perilaku poligami yang tidak sehat, sehingga melahirkan ragam pernikahan. Pertama, nikah badal, yaitu pernikahan dengan system  tukar-menukar istri di kalangan sesama saudara perempuan dan keluarga lainnya. Seorang laki-laki dapat “mencicipi” istri saudaranya atas dasar kesepakatan yang mereka buat bersama. Kedua, nikah mut’ah, yaitu pernikahan temporer, dengan durasi kurun waktu yang ditentukan. Praktek poligami seperti ini, biasa dilakukan oleh para pengusaha yang sedang melakukan perdagangan di luar kota atau daerah. Ketiga, nikah muqti, yaitu sistem pernikahan atas dasar waris. Seorang anak laki-laki (sulung) dapat mewarisi istri ayahnya, seninggal ayah atau bercerai. Apabila sang anak tidak tertarik dengan ibu tirinya itu, maka ia boleh memperjual belikan, menggadaikan atau bahkan menyewakannya kepada orang lain. Keempat, nikah akhdan, yaitu sistem pernikahan dengan cara berkoperasi. Seorang perempuan yang menarik banyak laki-laki, ia dapat diperlakukan seperti barang atau properti (milik) bersama. Kelima, perkawinan secara sewa atau gadai, yaitu pernikahan yang lakukan atas dasar bayar hutang atau sewa. Seorang gadis dapat digunakan untuk membayar hutang atau disewakan dalam batas waktu tertentu, sesuai dengan nominal hutang yang akan dibayarkan.

Sekali lagi sejarah poligami, bukan sejarah Islam. Sejarah poligami adalah sejarah manusia, agama dan masyarakat. Islam bukan pemain baru, dalam hal ini. Justru, karena reformasi yang dilakukan Islam, poligami menjadi sakral, suci dan jauh dari eksploitasi hewani manusia.  

 Pernyataan di atas bisa memberi kita benang merah bahwa poligami bukan merupakan warisan dari islam tetapi sejarah yang mengitari kehidupan manusia.

Sains Logis Isra’ dan Mi’raj


Sains Logis Isra’ dan Mi’raj

Bulan Rajab dikenal sebagai bulan yang penuh pahala. Pada bulan tersebut berlangsung fenomena penting bagi umat Islam yaitu Isra dan Mi'raj Nabi Muhammad SAW. Tepatnya seperti tanggal yang ditunjukkan sejarahwan yaitu tanggal 27 Rajab tahun ke 11 setelah pengangkatan Muhammad sebagai Nabi. Tiap tahun umat Islam mengenang peristiwa itu. Mengenang Isra dan Mi'raj berarti juga mengenang fenomena perjalanan semalam Nabi Muhammad SAW dari masjid al Haram ke masjid al Aqsha dan dari masjid al Aqsha ke Sidratul Muntaha. Fenomena itu di abadikan dalam al Qur'an surat as Isra (yang artinya memperjalankan di malam hari) ayat 1 yang di terjemahlan ''Maha suci Allah yang memperjalakan hamba-Nya pada suatu malam dan al Masjidil Haram ke al Masjidil Aqsa yang Kami berkahi sekelilingya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami sesungguhnya Dia Maha mendengar lagi Maha mengetahui.''

Tulisan kami ini mencoba menerangkan tentang adanya isra mi’raj yang selama ini oleh kalayak umum dianggap sesuatu yang irasional, mustahil. Karna perjalanan yang semestinya di tempuh beberapa tahun oleh nabi cuman di tempuh semalam. Tak ayal kebanyakan orang dulu memungkiri hal ini sehingga menjadi kafir karna kejadian ini memeng di luar kebiasaan.

Teori Relativitas Albert Einstein

Satu dari sekian teorinya, adalah tentang relativitas. Sebuah teori yang mengupas hakikat alam semesta sebagai suatu susunan terpadu di mana segala yang ada di dalamnya, dengan kemajemukan dan keberagamannya, tunduk pada satu hukum universal, dengan kecepatan cahaya sebagai konstanta bandingnya. Sebuah teori yang, kelak melahirkan pula teori tentang bom atom yang begitu mengerikan itu.

Dalam teorinya itu, Einstein menerangkan bahwa tidak ada sesuatu yang mutlak dalam kehidupan ini. Segala sesuatu relatif dalam gerak dan kedudukannya. Sebuah bola yang bulat, suatu saat akan dapat berubah pipih. Begitu pun penggaris yang panjang, pada saat yang berbeda dapat mengerut, pendek. Sebuah benda yang berbobot ringan di satu saat, dapat menjadi berat atau tidak berbobot sama sekali di saat-saat lainnya. Jarum jam yang bergerak cepat mengukur waktu, ada kalanya menjadi lambat bahkan pada satu titik masa, berhenti sama sekali. Juga jantung yang berdenyut menandai usia, dapat mengalami kelambatan hingga usia pun berjalan lebih lambat dari yang semestinya.
Einstein merumuskan teorinya dalam sebuah persamaan:

t’ = waktu benda yang bergerak
t = waktu benda yang diam
v = kecepatan benda
c = kecepatan cahaya

Diterangkan bahwa perbandingan nilai kecepatan suatu benda dengan kecepatan cahaya, akan berpengaruh pada keadaan benda tersebut. Semakin dekat nilai kecepatan suatu benda (v) dengan kecepatan cahaya (c), semakin besar pula efek yang dialaminya (t`): perlambatan waktu. Hingga ketika kecepatan benda menyamai kecepatan cahaya (v=c),  benda itu pun sampai pada satu keadaan nol. Demikian, namun jika kecepatan benda dapat melampaui kecepatan cahaya (v>c), keadaan pun berubah. Efek yang dialami bukan lagi perlambatan waktu, namun sebaliknya.

Pada awalnya, teori Relativitas itu pun mendapat banyak tentangan. Seperti halnya Nabi saat memberitakan Isra` Mi`raj, Einstein saat mengumumkan teori tersebut, banyak dicemooh bahkan dianggap tidak waras karena, sebagaimana juga Isra` Mi`raj, teorinya itu pun telah menentang tradisi yang selama ini dianut dan dielu-elukan. Relativitas telah menolak kemutlakan ukuran bahwa semua benda selalu dalam keadaan tetap, tidak pernah berubah. Sebuah bola akan tetap bulat, sebuah penggaris akan tetap panjang, usia akan tetap berlari menua, bagaimanapun kondisinya.Namun ketika laboratorium kemudian dapat menemukan gejala yang sama sebagaimana terurai dalam Relativitas, segera teori itu pun memperoleh kedudukannya yang semestinya sebagai sebuah kebenaran.

Studi tentang sinar kosmis, merupakan satu pembuktian. Didapati bahwa di antara partikel-partikel yang dihasilkan dari persingungan partikel-partikel sinar kosmis yang utama dengan inti-inti atom Nitrogen dan Oksigen di lapisan Atmosfer atas, jauh ribuan meter di atas permukaan bumi, yaitu partikel Mu Meson (Muon), itu dapat mencapai permukaan bumi. Padahal partikel Muon ini mempunyai paruh waktu (half-life) sebesar dua mikro detik yang artinya dalam dua perjuta detik, setengah dari massa Muon tersebut akan meleleh menjadi elektron. Dan dalam jangka waktu dua perjuta detik, satu partikel yang bergerak dengan kecepatan cahaya (± 300.000 km/dt) sekalipun paling-paling hanya dapat mencapai jarak 600 m. padahal jarak ketinggian Atmosfer di mana Muon terbentuk, dari permukaan bumi, adalah 20.000 m yang mana dengan kecepatan cahaya hanya dapat dicapai dalam jangka minimal 66 mikro-detik.

Pertanyaan selanjutnya , bagaimana Muon dapat melewati kemustahilan itu?

Ternyata, selama bergerak dengan kecepatannya yang tinggi—mendekati kecepatan cahaya, partikel Muon mengalami efek sebagaimana diterangkan teori Relativitas, yaitu perlambatan waktu.

Sains Isra` Mi`raj

Demikianlah Relativitas telah dapat membuktikan kebenarannya. Menyingkap kebenaran-kebenaran yang selama ini tersembunyi di balik keruwetan dan arogansi ilmu pengetahuan. Termasuk, kebenaran Isra` Mi`raj.

Sebagaimana diterangkan di depan, ketika sebuah benda bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya, seperti halnya partikel Muon, benda itu akan mengalami efek perlambatan waktu. Seseorang yang meluncur ke angkasa dengan pesawat yang berkecepatan mendekati kecepatan cahaya, maka ia akan mengalami pertambahan usia yang lebih lambat dari yang semestinya di bumi. Ketika kembali ke bumi ia akan mendapati bumi telah begitu tuanya sedang dirinya hanya bertambah beberapa waktu saja. Ia telah terlempar ke masa depan. Namun jika kecepatannya ditambahkan hingga melampaui batas kecepatan cahaya, yang akan dialaminya bukanlah perlambatan waktu, namun sebaliknya. Ketika kembali ke bumi, bukan masa depan yang didapatinya. Namun, ia kembali ke masa lalu. Ia telah menjadi penziarah masa lalu.

Demikianlah, Allah memang senantiasa memfirmankan kebenaran. Dan, firman-firman Allah memang senantiasa benar adanya. Meski terkadang akal & logika kita sangat sulit untuk menjangkaunya.

Allah Swt berfirman di dalam Alquran Surah Al-Israa’ ayat 1:

“Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hambaNya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda–tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”

Dari ayat tersebut tampak jelas bahwa perjalanan luar biasa itu bukan kehendak dari Rasulullah Saw sendiri, tapi merupakan kehendak Allah Swt. Untuk keperluan itu Allah mengutus malaikat Jibril as beserta malaikat lainnya sebagai pemandu perjalanan suci tersebut. Dipilihnya malaikat sebagai pengiring perjalanan Rasulullah Saw dimaksudkan untuk mempermudah perjalanan melintasi ruang waktu.

Selain malaikat Jibril, dihadirkan juga kendaraan khusus bernama Buraq, makhluk berbadan cahaya dari alam malakut. Nama Buraq berasal dari kata barqun yang berarti kilat. Perjalanan dari kota Makkah ke Palestina berkendaraan Buraq tersebut ditempuh dengan kecepatan cahaya, sekitar 300.000 kilo meter per detik.

Pertanyaan yang sangat mendasar adalah bagaimanakah perjalanan dengan kecepatan cahaya itu dilakukan oleh badan Rasulullah Saw yang terbuat dari materi padat? Untuk malaikat dan Buraq tidak ada masalah karena badan mereka terbuat dari cahaya juga. Seandainya badan bermateri padat seperti tubuh kita dipaksakan bergerak dengan kecepatan cahaya, bisa diduga apa yang akan terjadi. Badan kita mungkin akan terserai berai karena ikatan antar molekul dan atom bisa terlepas.

Jawaban yang paling mungkin(kami lebih suka menggunakan kata mungkin, karena tidak menutup kemungkinan  pembaca tidak meng-amini pendapat kami)  untuk pertanyaan itu adalah tubuh Rasulullah Saw diubah susunan materinya menjadi cahaya. Bagaimanakah hal itu mungkin terjadi?

Teori yang memungkinkan adalah teori Annihilasi. Teori ini mengatakan bahwa setiap materi (zat) memiliki anti materinya. Dan jika materi direaksikan dengan anti materinya, maka kedua partikel tersebut bisa lenyap berubah menjadi seberkas cahaya atau sinar gamma.

Hal ini telah dibuktikan di laboratorium nuklir bahwa jika partikel proton direaksikan dengan antiproton, atau elektron dengan positron (baca: anti elektron), maka kedua pasangan tersebut akan lenyap dan memunculkan dua buah sinar gamma, dengan energi masing-masing 0,511 MeV (baca: Multiexperiment Viewer) untuk pasangan partikel elektron, dan 938 MeV untuk pasangan partikel proton.Sebaliknya apabila ada dua buah berkas sinar gamma dengan energi sebesar tersebut di atas dilewatkan melalui medan inti atom, maka tiba-tiba sinar tersebut lenyap berubah menjadi 2 buah pasangan partikel tersebut di atas. Hal ini menunjukkan bahwa materi bisa dirubah menjadi cahaya dengan cara tertentu yang disebut annihilasi dan sebaliknya.

Nah, kalau dihitung jarak Mekkah – Palestina sekitar 1500 km ditempuh dengan kecepatan cahaya, maka hanya dibutuhkan waktu sekitar 0,005 detik dalam ukuran waktu kita di bumi.

Sesampainya di Palestina tubuh Rasulullah Saw oleh Allah dikembalikan menjadi materi lagi. Peristiwa ini mungkin lebih dikenal seperti teleportasi dalam teori fisika kwantum. Dari Palestina dilanjutkan dengan perjalanan antar dimensi ke Sidratul Muntaha, yakni dari langit dunia (langit pertama) ke langit kedua, ketiga sampai dengan langit ketujuh dan berakhir di Sidratul Muntaha.

Begitulah sekelumit tentang sains isra’ miraj, sangat ruwet sekali untuk mempelajarinya apalagi membayangkannya.
Percaya atau tidak terserah pembaca, Akhir kata dari kami Wallahua’lam.

Mencermati Tafsir Pluralis







                                          Mencermati Tafsir Pluralis

Setiap kita dari kecil sudah dididik oleh ustad kita di surau, masjid, mushola kita, saat ustadz membacakan salah satu ayat al fatihah ,

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ  صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
.
 ustadz memberi arti ayat dari fatihah tersebut yang artinya
Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

Tapi tau tau kemarin kita sempat mendengar berita bahwasanya smua agama adalah benar, semua agama pada akhirnya menuju menuju kebenaran ynag sama, karena kebenaran adalah sesuatu yang bersifat subyektif, sehingga ada sebuah klaim smua agama pada hakikatnya pada suatu jalan yang lurus, sehingga muncullah istilah pluralisme. Sebagai penulis saya tidak tau siapa sebenarnya dalang semua ini, tapi saya mungkin bisa memberikan hal apa yang menjadikan mereka mempunyai statemen pluralisme.

Salah satu ayat pembenar yang sering dijadikan kaum pluralis memproklamirkan hukum syar’i semua agama adalah benar adalah Surat Al Baqarah ayat 62, yang artinya berbunyi,

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالنَّصَارَى وَالصَّابِئِينَ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ,orang Yahudi, orang Nashroni dan orang-orang Shobiin, siapa saja yang beriman kepada Allah dan Rasulnya dan melakukan kebaikan (menurut Islam) mereka mendapat pahala disisi Nya dan tidak takut atas mereka dan tidak merasa sedih.”

Ayat inilah yang sering diekspolitasi kaum pluralis untuk mengkampanyekan keharusan pluralisme agama islam dengan tujuan agar ummat Islam tidak lagi fanatisme terhadap agamanya.

Ayat di atas adalah cikal bakal adanya pemahaman dari pluralism, karna ayat di atas tersurat betul adanya orang mu’min, yahudi, nasrani’ shobiin adalah orang orang di payungi oleh kebenaran tuhan.

Pembahasan

Untuk melanjutkan diskusi ini, marilah kita membahas secara benar dan tidak rancau dalam memberi makna ayat di atas kalimat demi kalimat sebagai berikut:

Pertama, orang yang beriman yaitu orang –orang yang membenarkan kepada syariat yang dibawa oleh RasulNya serta beriman kepada allah dan hari akhir.

Kedua, orang Yahudi adalah mereka yang beriman dan berpegang teguh kepada kitab Taurat serta sunnah Nabi Musa ‘alaihis salam dan di antara ajaran nabi musa adalah bahwa beliau bukan nabi terakhir, kelak suatu hari ada nabi sesudah beliau yaitu nabi Muhammad dan pengikut nabi musa harus mengikuti ajaran nabi akhir itu. Dan jika tidak mau tunduk kepada Nabi Isa ‘alaihis salam. Maka, mereka adalah kaum yang salah.

Ketiga, orang Nashrani yaitu, mereka beriman dan berpegang teguh kepada kitab injil serta serta mengikuti syariat Nabi Isa ‘alaihis salam, ajaran nabi Isa juga sama dengan dengan nabi Musa  antara lain bahawa nabi Isa adalah bukan nabi terakhir, kelak suatu hari ada nabi sesudah beliau yaitu nabi Muhammad dan pengikut nabi musa harus mengikuti ajaran nabi akhir itu. Dan jika  setelah kedatangan Nabi Muhammad shollaullahu alaihi wasallam. mereka tidak mau mengikuti ajaran yang di bawa oleh nabi Muhammad Golongan ini tidak bisa di katakana sebagai golongan yang beriman karna ukuran di katakana orang beriman adalah mematuhi semua apa yang telah di tetapkan oleh Allah.

Keempat, orang Shobiin ulama’ berbeda pendapat tantang siapa mereka ada yang mengatakan mereka kaum penyembah Malaikat, bagian dari ahli kita yang memegang kepada kitab Zabur dan mereka mempunyai aturan (agama) yang tetap untuk diikutinya, dan sebagian ulama’berkata mereka adalah orang-orang sama seperti majusi. Dan jika setelah nabi Muhammad datang mereka tetap tidak mau mengikuti ajaran yang di bawa nabi Muhammad maka mereka tidak bisa di namakan orang orang yang sama dengan orang beriman.

Karenanya, untuk menetapkan hukum kepada masing-masing golongan itu --Yahudi, Nashrani dan Shobiin-- dan disebut orang beriman, mereka harus mengaku iman kepada Allah dan hari akhir. Oleh sebab itu, mereka wajib tunduk dan patuh serta mengikuti Nabi Muhammad shollaullahu alaihi wasallam dalam ibadah yang bersifat vertical maupun horizontal.
Tapi jika kita melihat fakta sejarah yang ada jelas sekali adanya sebagian yahudi nasrani sangat memusuhi nabi dan tidak patuh dengan peraturan yang di tetapkan oleh nabi, bahkan jika kita lihat sekarang adanya agama nasrani dan juga yahudi sudah sangat berbeda dengan ajaran yang di bawa oleh nabi Musa dan Isa, karena adanya kitab kitab mereka telah di rubah oleh para pendeta dan kepala kepala mereka sehingga tidaklah tepat adanya pluralisme merupakan bagian dari ajaran islam.

Jadi bisa sedikit bisa di simpulkan bahwasanya di ketegorikan iman kepada Allah jika orang orang nasrani yahudi shobiin saat Nabi Muhammad datang membawa ajaran islam mereka menerimanya dan di aplikasikan dalam kehidupan yang nyata.

Sekali lagi perlu di pertanyakan, Benarkah ada ayat al Quran yan mendukung atau memberi payung pada konsep pluralisme agama?

Sisi Lain Peristiwa 11 September




                                     Sisi Lain Peristiwa 11 September

Sekitar 1.200 orang berkumpul di sebuah hotel di Los Angeles. Mereka adalah kelompok yang tidak percaya keterangan versi pemerintah AS tentang peristiwa Black September itu.

Penyelenggara acara pertemuan itu mengatakan, pertemuan akhir pekan kemarin merupakan pertemuan terbesar mereka yang kebanyakan meyakini teori konspirasi dalam melihat serangan 11 September di New York dan Washington. Sebagian mereka meyakini adanya kelalaian aparat pemerintah dan yang terburuk adalah sebagian meyakini bahwa peristiwa itu merupakan upaya pemerintah AS untuk mengobarkan perang dunia. Mereka yang hadir dalam pertemuan itu berasal dari berbagai kalangan, mulai dari ahli fisika, ahli filsafat dan pakar terorisme yang secara terbuka mencela keterangan versi pemerintah tentang peristiwa 11 September.

Alex Jones, seorang pembawa acara talk-show radio dalam keterangan pers mengatakan,"Banyak orang-orang terkemuka yang sangat dihormati telah mengatakan bahwa banyak bukti-bukti menunjukkan bahwa 11 September adalah pekerjaan orang dalam. Ada banyak petunjuk di mana orang harus disadarkan tentang hal ini."Jones bahkan mengatakan bahwa Presiden Bush harus dikenai impeachment dan menuding media-media mainstream lambat dalam meng-cover makin meningkatnya sikap skeptis terhadap peristiwa 11 September.

Kebanyakan peserta pertemuan meyakini bahwa militer AS 'meninggalkan tempat' pada hari serangan terjadi. Mereka juga meyakini bahwa para pembajak pesawat dilatih di basis-basis militer AS dan diyakini menara kembar World Trade Center runtuh karena ledakan yang dikontrol dan sudah disiapkan sebelum gedung itu dihantam oleh pesawat yang dibajak.

Alasan-alasan yang mengemuka mengapa hal itu dilakukan oleh AS sendiri, juga beragam. Beberapa alasan menyebutkan hal itu dilakukan AS untuk kepentingan militer dan para konglomerat bisnis perminyakan AS. Alasan lainnya mengatakan, AS merancang serangan 11 September sebagai bagian dari rencana revolusi mereka untuk menciptakan tata dunia baru di bawah kepemimpinan AS.

Oleh sejumlah kritikus teori-teori yang hanya muncul di media-media terbatas baik internet, talk-show radio dan pers-pers alternatif ini, dicemooh, dianggap liar dan berlebihan. Namun polling pada tahun 2004 mengindikasikan bahwa 49 persen mereka yang tinggal di New York meyakini bahwa para pemimpin AS sebenarnya sudah mengetahui rencana serangan itu dan gagal melakukan tindak pencegahan.

Komisi penyelidik resmi peristiwa 9/11 yang dibentuk pada tahun 2002 menuding aparat intelejen pemerintah sudah gagal mencegah terjadinya serangan yang menewaskan hampir 3.000 orang itu.
Hasil investigasi setebal 10.000 halaman yang dilakukan National Institut of Standards and Technology menyebutkan bahwa bahan bakar pesawat jet telah menyebabkan kebakaran yang melemahkan struktur menara kembar sehingga kedua menara itu rubuh.

Webster Tarpley, pengarang' buku 9/11 Synthetic Terror mengatakan, serangan-serangan yang terjadi pada hari itu merupakan contoh dari aksi terorisme yang didanai pemerintah, didisain oleh elemen-elemen CIA untuk 'memulai perang peradaban' lewat cara mengibarkan bendera terorisme.Tarpley bahkan mengatakan, Washington sudah 'dicengkeram oleh para pengidap sakit jiwa yang doyan perang' dan telah menggunakan isu terorisme sebagai alasan untuk mengembalikan AS sebagai 'polisi' dunia.
Bahkan sampai sekarang, mungkin sebagian kita masih ngotot mengatakan almarhum usamah bin laden sebagai dalang adanya peristiwa September tersebut. Pertanyaanya sekarang, sampai saat ini apakah antek antek bush bisa menghadirkan fakta yang jelas mengenai usamah sebagai dalang peristiwa tersebut ? atau sebagian kita yang masih ngotot dengan tuduhan yang tak berdasar itu punya bukti yang kuat? Bisa di tebak smuanya bermuara pada media media yang mungkin enggan menelusuri dengan jelas lagi, sehingga sekali lagi islam menjadi momok bagi umat manusia.

Misteri SAINS



      Misteri SAINS

Seiring dengan makin berkembangnya peradaban dan ilmu pengetahuan, namun masih ada banyak peristiwa yang terjadi di alam semesta ini sulit untuk dipecahkan. Benar apa yang dikatakan orang bahwa alam ini penuh misteri. Kehebatan dan kedigdayaan manusia tak akan mamu mengungkap sepenuhnya misteri itu.

Berikut ini adalah misteri-misteri dikompilasi oleh situs Live Sience, yang hingga kini masih belum bisa dipecahkan oleh pisau bedah ilmu pengetahuan murni.

 1 . Apa yang terjadi saat gempa bumi terjadi?

Hingga kini manusia masih belum mengetahui apa yang terjadi ketika gempa bumi berlangsung. Padahal gempa bumi terjadi di dalam perut planet bumi, tepat di bawah kaki kita sendiri.Hingga kini para pakar hanya bisa menjelaskan dari mana gempa bersumber dan patahan apa yang terlibat dalam peristiwa gempa tersebut, atau mungkin hanya memprediksi sampai kapan gempa susulan akan berlangsung.

Namun sampai kini mereka tak bisa secara pasti menjelaskan apa yang terjadi di dalam bumi ketika gempa berlangsung. Sifat dan perilaku kekuatan yang membuat patahan-patahan terus bergerak hingga kemudian akhirnya terjadi gempa hingga kini masih menjadi misteri.

Masalah pergeseran pada gempa adalah salah satu hal yang paling dasar dari semua ilmu tentang kebumian. Namun itu masih menjadi cerita misteri yang berusia 30 tahun, yang belum terpecahkan, ujar Tom Heaton, seorang pakar geofisika dari Caltech.


2. Siapa Anda?

Kesadaran alamiah yang dimiliki manusia selama ini, masih membingungkan bagi para psikolog dan ilmuwan di bidang kognitif. Bagian dari jawaban pertanyaan mendasar di atas ada yang menjawab dengan sederhana: sesuatu yang memicu kita melakukan sesuatu, sudah menyatu dengan jaringan syaraf manusia.Walaupun kita mengira bahwa apa yang kita lakukan adalah kehendak bebas, namun setiap pekerjaan yang dilakukan oleh manusia juga dipengaruhi oleh proses tak sadar dan lingkungan sekitar.

Dan, bagaimana kita membuat sebuah keputusan secara sadar sehingga membuat manusia memiliki akal selain jiwa? Nah ini yang masih menjadi misteri.

3. Bagaimana kehidupan bisa terjadi di bumi?

Manusia telah menemukan bukti-bukti awal tentang adanya kehidupan kuman sederhana di bumi sejak sekitar 3 miliar tahun yang lalu. Namun, bagaimana kemudian kejadian awal dari kehidupan mahluk lain di bumi, hingga kini belum diketahui. Banyak teori dari asal kehidupan yang ditawarkan, namun sangat sulit untuk diterima dan dibuktikannya. kata Diana Northup, CaveBiologist dari University of New Mexico.

4. Bagaimana otak bekerja?

Hingga kini, belum ada yang bisa menjelaskan bagaimana otak manusia bekerja. Dengan miliaran neuron dan masing-masing neuron memiliki ribuan koneksi, otak memang sangat sulit untuk diteliti.

Kita semua berfikir bahwa kita bisa memahami otak kita, setidaknya melalui pengalaman kita sendiri. Padahal, pengalaman subyektif kita adalah panduan yang minim untuk menentukan bagaimana otak bekerja, ujar Scott Huettel, pakar dari Center for Cognitive Neuroscience dari Duke University.

Hingga kini peneliti belum bisa menentukan bagaimana neuron-neuron membentuk jaringan fungsional ketika manusia sedang belajar, mengingat, atau melakukan aktivitas lainnya, termasuk saat melihat, mendengar, bergerak, lebih lebih saat tengah dimabuk cinta.hehe


5. Di mana bagian alam semesta lainnya?

 Manusia memiliki banyak keterbatasan saat hendak meneliti alam semesta. Itu disebut juga sisi kelam dari alam semesta, kata Michael Turner, seorang pakar kosmologi dari University of Chicago. Menurut dia misteri terbesar dari alam semesta adalah materi gelap dan energi gelap.
Walaupun para peneliti berusaha keras untuk mengeksplorasi hingga ke luar angkasa yang terjauh dan ke perut bumi yang terdalam, namun, diperkirakan baru 4 persen dari materi dan energi yang ditemukan. Sementara 96 persen lainnya masih belum bisa diketahui.

6. Apa yang menyebabkan gravitasi?

Walaupun gravitasi telah dipelajari sejak zaman Newton, namun bidang ini masih sedikit sekali diketahui oleh manusia. Gravitas tidak bisa dijelaskan oleh mode standar fisika. Para teoretisi meyakini gravitasi mungkin ada kaitannya dengan partikel kecil yang tak bermassa bernama graviton yang menimbulkan gaya gravitasi.

Gravitasi sama sekali berbeda dengan gaya lain yang bisa dideskripsikan dalam model standar, kata Mark Jackson, pakar fisika teori dari Fermilab di Illinois AS.Saat Anda mengerjakan perhitungan interaksi gravitasional kecil, maka Anda akan mendapat jawaban yang ngawur. Matematika sama sekali tak bisa bekerja, kata dia.

7.Benarkah ada Teori Segalanya?

Para pakar biasanya memiliki standar model yang cukup baik untuk mendefinisikan segala sesuatu di alam semesta hingga ke bagian partikel terkecil, mulai dari magnetisme hingga ke atom-atom yang menyusunnya dan bagaimana mereka bisa tetap stabil.

Model standar ini memandang partikel-partikel menjadi titik-titik yang sangat kecil, yang beberapa di antaranya mengandung gaya dasar. Hanya saja, kelemahan dari model standar tadi, adalah kegagalannya untuk melakukan perhitungan terhadap gravitasi dan energi yang sangat tinggi.

Nah, bila ada sebuah teori yang bisa secara konsisten menyertakan dua hal tadi ke dalam pemodelannya, maka teori fisika yang universal akan benar-benar dapat terwujud. Sayangnya, banyak peneliti menganggap hal itu tak akan pernah tercapai.

8.Apakah Alien memang benar-benar ada?

Adalah sesuatu hal yang logis ketika berasumsi bahwa ada kehidupan lain selain di bumi. Sebab, unsur-unsur yang dibutuhkan bagi kehidupan terdistribusi secara luas di alam semesta.

Selain itu, sistem tata surya yang mirip dengan tata surya kita juga dijumpai di luar angkasa. Jadi setidaknya, ada kemungkinan bahwa ada kehidupan lain di sana, kata Jill Tarter, Director of Center for SETI Research di California.

  9.Bagaimana alam semesta tercipta?

Teori tentang dentuman besar yang mengawali keberadaan alam semesta sejak 13,7 miliar tahun lalu dipandang sebagai teori yang masuk akal, walaupun belum bisa langsung diuji.
Pada teori ini, segala sesuatu dimulai dengan luar angkasa yang berukuran kecil dan kemudian memuai dan berkembang menjadi besar. oleh karena proses inflasi (pemompaan). Hingga kini kita belum mengetahui apa yang menyebabkan inflasi, atau bahkan apakah itu teori yang benar atau tidak, kata Eric Agol, seorang pakar astrofisika dari University of Washington.

Itulah misteri sains yang sampai saat ini terpecahkan oleh ilmuan barat, mungkin mereka di latarbelakangi oleh ketidak tahuan agama islam sehinga mereka sulit sekali menjangkau obyek obyek yang mereka tidak ketahui. Sebagai seorang muslim kita hanya memberi sedikit kesimpulkan, bahwasanya , Pada hakikatnya smua misteri di atas bisa di jawab, dengan di sandarkan pada kekuasaan Allah dan maha besarnaNYA Allah.

Akhir kata dari kami selamat merenung...............

Sunday 17 November 2013

Permohonan Si Miskin Dan Si Kaya

                                                           

Permohonan Si Miskin Dan Si Kaya

Nabi Musa AS memiliki ummat yang jumlahnya sangat banyak dan umur mereka panjang panjang. Mereka ada yang kaya dan juga ada yang miskin. Suatu hari ada seorang yang miskin datang menghadap Nabi Musa AS. Ia begitu miskinnya pakaiannya compang-camping dan sangat lusuh berdebu. Si miskin itu kemudian berkata kepada Baginda Musa AS, "Ya Na biullah,Kalamullah, tolong sampaikan kepada Allah SWT permohonanku ini agar Allah SWT menjadikan aku orang yang kaya. Nabi Musa AS tersenyum dan berkata kepada orang itu, "saudaraku,banyak-banyaklah kamu bersyukur kepada Allah SWT. Si miskin itu agak terkejut dan kesal, lalu ia berkata, Bagaimana aku mau banyak bersyukur, aku makan pun jarang, dan pakaian yang aku gunakan pun hanya satu lembar ini saja"!. Akhirnya si miskin itu pulang tanpa mendapatkan apa yang diinginkannya.

Beberapa waktu kemudian seorang kaya datang menghadap Nabi Musa AS.Orang tersebut bersih badannya juga rapi pakaiannya. Ia berkata kepada Nabi Musa AS, "Wahai Nabiullah, tolong sampaikan kepada Allah SWT permohonanku ini agar dijadikannya aku ini seorang yang miskin, terkadang aku merasa terganggu dengan hartaku itu. Nabi Musa AS pun tersenyum, lalu ia berkata, "wahai saudaraku, janganlah kamu bersyukur kepada Allah SWT. Ya Nabiullah, bagaimana aku tidak bersyukur kepada Alah SWT?. Allah SWT telah memberiku mata yang dengannya aku dapat melihat. Telinga yang dengannya aku dapat mendengar. Allah SWT telah memberiku tangan yang dengannya aku dapat bekerja dan telah memberiku kaki yang dengannya aku dapat berjalan, bagaimana mungkin aku tidak mensyukurinya", jawab si kaya itu. Akhirnya si kaya itu pun pulang ke rumahnya. 

Pada akhirnya yang terjadi adalah si kaya itu semakin Allah SWT tambah kekayaannya karena ia selalu bersyukur. Dan si miskin menjadi bertambah miskin. Allah SWT mengambil semua kenikmatan-Nya sehingga si miskin itu tidak memiliki selembar pakaianpun yang melekat di tubuhnya. Ini semua karena ia tidak mau bersyukur kepada Allah SWT.

ayo kita galak kan lagi rasa sukur kita pada tuhan , dengan harapan jiwa kita bisa tentram dan damai.

Kelebihan Umat Rasulullah S.A.W


                             Kelebihan Umat Rasulullah S.A.W Menurut Pandangan Nabi Adam A.S

Disebutkan bahwa Nabi Adam A.S telah berkata, "Sesungguhnya Allah S.W.T telah memberikan
kepada umat Muhammad S.A.W empat kemuliaan yang tidak diberikan kepadaku:

· Taubatku hanya diterima di kota Mekah, sementara taubat umat Nabi Muhammad S.A.W diterima di sebarang tempat    oleh Allah S.W.T.

· Pada mulanya aku berpakaian, tetapi apabila aku berbuat derhaka kepada Allah S.W.T, maka Allah S.W.T telah menjadikan aku telanjang. Umat Muhammad S.A.W membuat derhaka dengan telanjang, tetapi Allah S.W.T memberi mereka pakaian.

· Ketika aku telah berderhaka kepada Allah S.W.T, maka Allah S.W.T telah memisahkan aku dengan isteriku. Tetapi umat Muhammad S.A.W berbuat derhaka, Allah S.W.T tidak memisahkan isteri mereka.

· Memang benar aku telah derhaka kepada Allah S.W.T dalam syurga dan aku dikeluarkan dari syurga, tetapi umat Muhammad S.A.W durhaka kepada Allah akan dimasukkan ke dalam syurga apabila mereka bertaubat kepada Allah S.A.W.
                                               

 

 Rasulullah S.A.W Dan Pengemis Yahudi Buta

Di sudut pasar Madinah Al-Munawarah seorang pengemis Yahudi buta hari demi hari apabila ada orang yang mendekatinya ia selalu berkata "Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya". Setiap pagi Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Rasulullah SAW melakukannya hingga menjelang Beliau SAW wafat. Setelah kewafatan Rasulullah tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu.

Suatu hari Abubakar r.a berkunjung ke rumah anaknya Aisyah r.ha. Beliau bertanya kepada anaknya, "anakku adakah sunnah kekasihku yang belum aku kerjakan", Aisyah r.ha menjawab pertanyaan ayahnya, "Wahai ayah engkau adalah seorang ahli sunnah hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja". "Apakah Itu?", tanya Abubakar r.a. Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana", kata Aisyah r.ha.

Ke esokan harinya Abubakar r.a. pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada pengemis itu. Abubakar r.a mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepada nya. Ketika Abubakar r.a. mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, "siapakah kamu ?". Abubakar r.a menjawab, "aku orang yang biasa". "Bukan !, engkau bukan orang yang biasa mendatangiku", jawab si pengemis buta itu. Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya setelah itu ia berikan pada ku dengan mulutnya sendiri", pengemis itu melanjutkan perkataannya.

Abubakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, aku memang bukan orang yang biasa datang pada mu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW. Setelah pengemis itu mendengar cerita Abubakar r.a. ia pun menangis dan kemudian berkata, benarkah demikian?, selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia....

Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat dihadapan Abubakar r.a.

Friday 15 November 2013



                                                    Rela Dimasukkan Ke Dalam Neraka, asalkan..........

Nabi Musa AS suatu hari sedang berjalan-jalan melihat keadaan ummatnya. Nabi Musa AS melihat seseorang sedang beribadah. Umur orang itu lebih dari 500 tahun. Orang itu adalah seorang yang ahli ibadah. Nabi Musa AS kemudian menyapa dan mendekatinya. Setelah berbicara sejenak ahli ibadah itu bertanya kepada Nabi Musa AS, Wahai Musa AS aku telah beribadah kepada Allah SWT selama 350 tahun tanpa melakukan perbuatan dosa. Di manakah Allah SWT akan meletakkanku di Sorga-Nya?. Tolong sampaikan pertanyaanku ini kepada Allah.

Nabi Musa AS mengabulkan permintaan orang itu. Nabi Musa AS kemudian bermunajat memohon kepada Allah SWT agar Allah SWT memberitahukan kepadanya di mana ummatnya ini akan ditempatkan di akhirat kelak. Allah SWT berfirman, "Wahai Musa (AS) sampaikanlah kepadanya bahwa Aku akan meletakkannya di dasar Neraka-Ku yang paling dalam".

Nabi Musa AS kemudian mengabarkan kepada orang tersebut apa yang telah difirmankan Allah SWT kepadanya. Ahli ibadah itu terkejut. Dengan perasaan sedih ia beranjak dari hadapan Nabi Musa AS. Malamnya ahli ibadah itu terus berfikir mengenai keadaan dirinya. Ia juga mulai terfikir bagai mana dengan keadaan saudara-saudaranya, temannya, dan orang lain yang mereka baru beribadah selama 200 tahun, 300 tahun, dan mereka yang belum beribadah sebanyak dirinya,di mana lagi tempat mereka kelak di akhirat. Keesokan harinya ia menjumpai Nabi Musa AS kembali. Ia kemudian berkata kepada Nabi Musa AS, "Wahai Musa AS, aku rela Allah SWT memasukkan aku ke dalam Neraka-Nya, akan tetapi aku meminta satu permohonan. Aku mohon agar setelah tubuhku ini dimasukkan ke dalam Neraka maka jadikanlah tubuhku ini sebesar besarnya sehingga seluruh pintu Neraka tertutup oleh tubuhku jadi tidak akan ada seorang pun akan masuk ke dalamnya". Nabi Musa AS menyampaikan permohonan orang itu kepada Allah SWT.

Setelah mendengar apa yang disampaikan oleh Nabi Musa AS maka Allah SWT berfirman,"Wahai Musa (AS) sampaikanlah kepada ummatmu itu bahwa sekarang Aku akan menempatkannya di Surga-Ku yang paling tinggi".

Thursday 14 November 2013

keutamaan Asyura ( 10 muharram )





                                                                    keutamaan Asyura ( 10 muharram )

Alkisah disebutkan bahwa di kota terdapat Qadhi yang kaya-raya. Suatu hari kebetulan hari Asyura' datanglah seorang miskin meminta sedekah. Berkatalah si miskin tadi, "Wahai tuan Qadhi, adalah saya seorang miskin yang mempunyai tanggungan keluarga. Demi kehormatan dan kemuliaan hari ini, saya meminta pertolongan daripada tuan, maka berilah saya sedekah
sekadarnya berupa sepuluh keping roti, lima potong daging dan duit dua dirham."
Qadhi menjawab, "Datanglah selepas waktu zuhur!"
Selepas sembahyang zuhur orang miskin itu pun datang demi memenuhi janjinya. Sayangnya siQadhi kaya itu tidak menepati janjinya dan menyuruh si miskin datang lagi selepas sembahyang Asar. Diapun datang untuk  kedua kalinya, ternyata si Qadhi tidak memberikan apa-apa. dengan penuh kecewa simiskin beranjak pergi dari rumah si Qadhi .

Di waktu si miskin jalan mencari-cari, ia melintas di depan seorang nasrani sedang duduk di hadapan rumahnya. Kepada orang nasrani itu si miskin minta sedekah, "Tuan, demi keagungan dan kebesaran hari ini berilah saya sedekah untuk membantu keluarga saya."

Si nasrani bertanya, "Hari apakah hari ini?"
"Hari ini hari Asyura", kata si miskin, sambil menceritakan keutamaan hari Asyura'. Rupanya orang nasrani itu sangat tertarik mendengar cerita si peminta sedekah dan hatinya berkenan untuk memberi sedekah.
Berkata si nasrani "Katakan apa keperluanmu padaku!"
Berkata si peminta sedekah, "Saya memerlukan sepuluh keping roti, lima daging dan uang dua dirham saja."
Dengan segera ia memberi si peminta sedekah semua keperluan yang dimintanya. Si peminta sedekah langsung pulang dengan gembira.

di sisilain Qadhi yang pelit dimalam harinya bermimpi.
"Angkat kepalamu!" kata suara dalam mimpinya. dia langsung mengangkat kepala, tiba -tiba dia kaget di hadapannya ada dua bangunan yang sangat megah. Satu bangunan dibuat dari batu-bata berlapis emas dan sebuah lagi dibuat dari yaqut yang berkilau warnanya.

Ia pun bertanya, "Ya Tuhan, untuk siapa bangunan yang sangat megah ini?"
Terdengar jawaban, "Semua bangunan ini adalah untuk kamu andaikan saja kamu mahu memenuhi hajat si peminta sedekah itu. Kini bangunan itu dimiliki oleh seorang nasrani."

Qadhi langsung bangun dari tidurnya, ia pergi kepada nasrani yang dimaksudkan dalam mimpinya.

Qadhi bertanya kepada si nasrani "Amal apakah gerangan yang kau buat semalam hingga kau dapat pahala dua buah bangunan yang sangat megah?"

Orang nasrani itu pun menceritakan tentang amal yang diperbuatnya bahwa ia telah bersedekah kepada fakir miskin yang memerlukannya pada hari Asyura'.

Kata Qadhi, "Juallah amal itu kepadaku dengan harga seratus ribu dirham."
Kata si nasrani "Ketahuilah wahai Qadhi, sesungguhnya amal baik yang diterima oleh Allah tidak dapat diperjual-belikan sekalipun dengan harga bumi serta seisinya."

Kata Qadhi, "Mengapa anda begitu yakin, sedangkan anda bukan seorang Islam?"
Ketika itu saya langsung membuang tanda salibnya dan mengucapkan dua kalimah syahadat serta mengakui kebenaran agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad S.A.W.

smoga amal kita di hari Asyura di terima di sisi Allah.







 Berguru pada Kerbau, Kelelawar, Dan Cacing

Suatu hari Allah SWT memerintahkan malaikat Jibri AS untuk pergi menemui salah satu makhluk-Nya yaitu kerbau dan menanyakan pada si kerbau apakah dia senang telah diciptakan Allah SWT sebagai seekor kerbau. Malaikat Jibril AS  segera pergi menemui si Kerbau.

Di siang yang panas itu si kerbau sedang berendam di sungai. Malaikat Jibril AS mendatanginya kemudian mulai bertanya kepada si kerbau, "hai kerbau apakah kamu senang telah dijadikan oleh Allah SWT sebagai seekor kerbau". Si kerbau menjawab, "Masya Allah, alhamdulillah, aku bersyukur kepada Allah SWT yang telah menjadikan aku sebagai seekor kerbau, dari pada aku dijadikan-Nya sebagai seekor kelelawar yang ia mandi dengan kencingnya sendiri". Mendengar jawaban itu Malaikat Jibril AS segera pergi menemui seekor kelelawar.

Malaikat Jibril AS mendatanginya seekor kelelawar yang siang itu sedang tidur bergantungan didalam sebuah goa. Kemudian mulai bertanya kepada si kelelawar, "hai kelelawar apakah kamu senang telah dijadikan oleh Allah SWT sebagai seekor kelelawar". "Masya Allah, alhamdulillah,aku bersyukur kepada Allah SWT yang telah menjadikan aku sebagai seekor kelelawar dari pada aku dijadikan-Nya seekor cacing. Tubuhnya kecil, tinggal di dalam tanah, berjalannya saja menggunakan perutnya", jawab si kelelawar. Mendengar jawaban itu pun Malaikat Jibril AS segera pergi menemui seekor cacing yang sedang merayap di atas tanah.

Malaikat Jibril AS bertanya kepada si cacing, "Wahai cacing kecil apakah kamu senang telah dijadikan Allah SWT sebagai seekor cacing". Si cacing menjawab, " Masya Allah, alhamdulillah,aku bersyukur kepada Allah SWT yang telah menjadikan aku sebagai seekor cacing, dari pada dijadikaan-Nya aku sebagai seorang manusia. Apabila mereka tidak memiliki iman yang sempurna dan tidak beramal sholih ketika mereka mati mereka akan disiksa selama-lamanya".

Pertanyaan selanjutnya, apakah kita sudah bersukur dengan nikmat Allah?
masak kita kalah sama kerbau,kelelawar apalagi pada cacing?

Sunday 10 November 2013

النور

لفظ  النور في القرآن الكريم

النور اسم من أسماء الله تعالى، وفي القرآن الكريم سورة اسمها النور . ولفظ النورورد في القرآن الكريم في آيات كثيرة، وعلى معان عديدة، معنوية ومادية، نستبينها بعد أن نقف على معنى النورلغة.


يقول أهل اللغة: النون، والواو، والراء تدل على إضاءة، واضطراب، وقلة ثبات. منه النور والنار، سميا بذلك من طريقة الإضاءة؛ لأن ذلك يكون مضطرباً سريع الحركة. يقال: نارَ الشيء، وأنار، واستنار: إذا أضاء. والنور مأخوذ من النار، يقال: تَنَوَّرتُ النار: إذا قصدت نحوها. وتنورتُ النار: تبصرتها. ومنه النَّوْر: زهر الشجر ونواره. وأنارت الشجرة: أخرجت النَّوْر. وامرأة نَوَّار، أي: عفيفة تنور، أي: تنفر من القبيح، والجمع نُور. ونار فلان فلاناً نَوْراً: نَفَّرّه وأفزعه. ثم يستعار النور في مواضع تدل عليها القرينة، فيقال: أنار فلان كلامه: إذا أوضحه. والمنارة: مفعلة من الاستنارة، والأصل منورة. ومنار الأرض: حدودها وأعلامها، سميت بذلك؛ لبيانها وظهورها.

ولفظ النورورد في القرآن الكريم في خمسة وأربعين (45) موضعاً، جاء في جميعها بصيغة الاسم، من ذلك قوله سبحانه وتعالى: {الله ولي الذين آمنوا يخرجهم من الظلمات إلى النور} (البقرة:257)، ولم يرد لفظ النور بصيغة الفعل مطلقاً في القرآن الكريم.

ولفظ النور ورد في القرآن الكريم على عدة معان، هي:

بمعنى (الإسلام)، من ذلك قوله عز وجل: {يريدون أن يطفئوا نور الله بأفواههم} (التوبة:32)، عن السدي، قال: يريدون أن يطفئوا الإسلام بكلامهم. ونظيره قوله سبحانه: {يريدون ليطفئوا نور الله بأفواههم والله متم نوره} (الصف:8)، قال الطبري: وعنى بـ (النور) في هذا الموضع الإسلام، وكان ابن زيد يقول: عنى به القرآن.

بمعنى (الإيمان) من ذلك قول الحق سبحانه: {الله ولي الذين آمنوا يخرجهم من الظلمات إلى النور} (البقرة:275)، قال الطبري: يعني بـ {النور} الإيمان، ويعني بـ {الظلمات} ظلمات الكفر وشكوكه، الحائلة دون إبصار القلوب، ورؤية ضياء الإيمان وحقائق أدلته وسبله. وعلى هذا المعنى أيضاً قوله تعالى: {ومن لم يجعل الله له نورا فما له من نور} (النور:40)، قال الطبري: {ومن لم يجعل الله له نورا} يقول: من لم يرزقه الله إيماناً وهدى من الضلالة ومعرفة بكتابه، {فما له من نور}: يقول فما له من إيمان وهدى ومعرفة بكتابه. ويمكن أن يكون النور في الآية هنا بمعنى (الهدى)، والمعنى قريب؛ إذ الهدى لازم عن الإيمان.

بمعنى (القرآن) من ذلك قوله سبحانه: {أومن كان ميتا فأحييناه وجعلنا له نورا يمشي به في الناس} (الأنعام:122)، روى العوفي وابن أبي طلحة عن ابن عباس رضي الله عنه عنهما، قال: النور هو: القرآن. ونظيره قوله تعالى: {ويجعل لكم نورا تمشون به} (الحديد:28)، قال ابن عباس رضي الله عنهما: {ويجعل لكم نورا تمشون به} قال: القرآن. وروي عن بعضهم أن النور في الآية هنا هو: الهدى. والمعنى قريب؛ لأن القرآن فيه هدى للناس. ومن هذا الباب أيضاً، قوله عز من قائل: {وأنزلنا إليكم نورا مبينا} (النساء:174)، قال الطبري: هو القرآن الذي أنزله الله على محمد صلى الله عليه وسلم، وهو قول قتادة وابن جريج. و(النور) بمعنى (القرآن) ورد في العديد من الآيات غير ما تقدم.

بمعنى (الهادي) من ذلك قوله عز وجل: {الله نور السماوات والأرض} (النور:35)، قال الطبري: هادي من في السماوات والأرض، فهم بنوره إلى الحق يهتدون، وبهداه من حيرة الضلالة يعتصمون. وقد روي عن ابن عباس رضي الله عنهما قوله: {الله نور السماوات والأرض} يقول: الله سبحانه هادي أهل السماوات والأرض. وعن أنس بن مالك رضي الله عنهما، قال: إن إلهي يقول: نوري هداي. واختار الطبري هذا القول في المراد من (النور) في هذه الآية.

بمعنى (الهدى) من ذلك قوله سبحانه: {أفمن شرح الله صدره للإسلام فهو على نور من ربه} (الزمر:22)، قال السدي: النور: الهدى. وفسر بعضهم قوله عز وجل: {ويجعل لكم نورا تمشون به} أن (النور) في الآية هنا هو: الهدى.

بمعنى (النبي) صلى الله عليه وسلم، من ذلك قوله تعالى: {قد جاءكم من الله نور} (المائدة:15)، قال الطبري: يعني بـ (النور) محمداً صلى الله عليه وسلم، الذي أنار الله به الحق.

بمعنى (ضوء النهار) من ذلك قوله سبحانه: {وجعل الظلمات والنور} (الأنعام:1)، قال السدي: {النور} نور النهار.

بمعنى (ضوء القمر) من ذلك قوله عز وجل: {وجعل القمر فيهن نورا} (نوح:16)، أي: جعل القمر منيراً في ظلمات الليل. ونظيره قوله سبحانه: {هو الذي جعل الشمس ضياء والقمر نورا} (يونس:5)، يعني: مضيئاً لأهل الأرض.

بمعنى (ضوء يُعطاه المؤمن يوم القيامة على الصراط) من ذلك قوله سبحانه: {يسعى نورهم بين أيديهم وبأيمانهم} (الحديد:12)، قال ابن مسعود رضي الله عنه: على قدر أعمالهم يمرون على الصراط، منهم من نوره مثل الجبل، ومنهم من نوره مثل النخلة، ومنهم من نوره مثل الرجل القائم، وأدناهم نوراً من نوره في إبهامه، يتقد مرة، ويطفأ مرة. ونحو ذلك قوله تعالى: {يوم يقول المنافقون والمنافقات للذين آمنوا انظرونا نقتبس من نوركم} (الحديد:13)، قال الطبري: نستصبح من نوركم. وقد روى الطبري عن ابن عباس رضي الله عنهما قوله: بينما الناس في ظلمة، إذ بعث الله نوراً، فلما رأى المؤمنون النور توجهوا نحوه، وكان النور دليلاً من الله إلى الجنة؛ فلما رأى المنافقون المؤمنين قد انطلقوا، تبعوهم، فأظلم الله على المنافقين، فقالوا حينئذ: {انظرونا نقتبس من نوركم}، فإنا كنا معكم في الدنيا، قال المؤمنون: ارجعوا من حيث جئتم من الظلمة، فالتمسوا هنالك النور).

بمعنى (بيان الحلال من الحرام في التوراة)، من ذلك قوله عز وجل: {إنا أنزلنا التوراة فيها هدى ونور} (المائدة:44)، قال الطبري: {ونور}، يقول: فيها جلاء ما أظلم عليهم، وضياء ما التبس من الحكم. نظيره قوله سبحانه: {قل من أنزل الكتاب الذي جاء به موسى نورا وهدى للناس} (الأنعام:91)، يعني: جلاءً وضياءً من ظلمة الضلالة. وقال ابن كثير: "ليُستضاء بها في كشف المشكلات، ويُهتدى بها من ظُلَمِ الشبهات".

بمعنى (بيان الحلال والحرام في القرآن) من ذلك قوله تعالى: {ولكن جعلناه نورا} (الشورى:53)، قال الطبري: يعني ضياء للناس، يستضيئون بضوئه الذي بين الله فيه، وهو بيانه الذي بين فيه، مما لهم فيه في العمل به الرشاد، ومن النار النجاة.

بمعنى (العدل)، من ذلك قوله سبحانه: {وأشرقت الأرض بنور ربها} (الزمر:69)، قال الحسن والسدي: بعدل ربها، وأراد بالأرض عَرَصات القيامة. وقال ابن كثير: أي: أضاءت يوم القيامة، إذا تجلى الحق، تبارك وتعالى، للخلائق لفصل القضاء.

وعلى الجملة، فقد ورد لفظ (النور) في القرآن الكريم على عدة معان، يدور أغلبها على معان معنوية، كـ (الهدى)، و(الإيمان)، و(القرآن)، وورد بدرجة أقل بمعنى النور المادي.

الأشعري

الأشعري


      الأشاعرة فرقة إسلامية تنتسب إلى الإمام أبي الحسن الأشعري - رحمه الله -  وتنتهج أسلوب أهل الكلام في تقرير العقائد والرد على المخالفين .

المؤسس : الإمام أبو الحسن علي بن إسماعيل الأشعري ولد بالبصرة سنة 260هـ وسكن بغداد وتوفي بها سنة 324هـ . وعاش – رحمه الله - ملازما لزوج أمه شيخ المعتزلة في زمنه أبي علي الجبائي، فعنه أخذ الاعتزال حتى تبحر فيه وصار من أئمته ودعاته .

تحوله عن الاعتزال :

يجمع المؤرخون لحياة أبي الحسن رحمه الله على التحول الأول في حياته، وهو خروجه من مذهب الاعتزال ونبذه له .

فيذكر ابن عساكر وغيره أن أبا الحسن الأشعري - رحمه الله - اعتزل الناس مدة خمسة عشر يوما، وتفرغ في بيته للبحث والمطالعة، ثم خرج إلى الناس في المسجد الجامع، وأخبرهم أنه انخلع مما كان يعتقده، كما ينخلع من ثوبه، ثم خلع ثوبا كان عليه ورمى بكتبه الجديدة للناس.

ومع اتفاق الباحثين على رجوعه عن مذهب الاعتزال، إلا أنهم اختلفوا في تحديد سبب ذلك الرجوع، فقيل إن سبب رجوعه ما رآه في مذهب المعتزلة من عجز ظاهر في بعض جوانبه، فقد كان - رحمه الله - دائم السؤال لأساتذته عما أشكل عليه من مذهبهم، ومما يروى في ذلك أن رجلا دخل على أبي علي الجبائي وفي حضرته أبو الحسن الأشعري، فقال الرجل لأبي علي : هل يجوز أن يسمى الله عاقلا ؟ فقال : الجبائي : لا ، لأن العقل مشتق من العقال، وهو المنع، والمنع في حق الله محال، فامتنع الإطلاق، فاعترض أبو الحسن على جواب أبي علي قائلا : لو كان قياسك المذكور صحيحا، لامتنع إطلاق اسم الحكيم على الله، لأنه مشتق من حَكَمَةِ اللجام، وهي حديدة تمنع الدابة من الخروج، وذكر  شواهد من الشعر على ذلك، فلم يحر أبو علي الجبائي جوابا، إلا أنه قال لأبي الحسن، فَلِمَ منعت أنت أن يسمى الله عاقلا، وأجزت أن يسمى حكيما ؟ فقال : لأن طريقي في مأخذ أسماء الله الإذن الشرعي دون القياس اللغوي، فأطلقت حكيما لأن الشرع أطلقه، ومنعت عاقلا لأن الشرع منعه، ولو أطلقه الشرع لأطلقته ".

ومما يذكر أيضا في سبب رجوعه عن مذهب الاعتزال مع ما سبق، رؤيا رأى فيها النبي صلى الله عليه وسلم، قال أبو الحسن : " وقع في صدري في بعض الليالي شيء مما كنت فيه من العقائد، فقمت وصليت ركعتين، وسألت الله أن يهديني الصراط المستقيم، ونمت فرأيت النبي صلى الله عليه وسلم، فشكوت إليه بعض ما بي من الأمر، فقال صلى الله عليه وسلم عليك بسنتي، قال : فانتبهت وعارضت مسائل الكلام بما وجدت من القرآن والأخبار، فأثبته ونبذت ما سواه ورائي ظهريا " ( التبيين 38-39) وهذه القصة يقول الدكتور عبدالرحمن المحمود : " ينتهي إسنادها إلى بعض الأصحاب من غير تحديد".

ولو صحت هذه القصة لكانت نصا في بيان سبب رجوعه، إلا أنه من الملاحظ من خلال مناظرات أبي الحسن للمعتزلة أنه بدأت تتشكل عنده رؤية خاصة به في بعض المسائل وهو ما زال منضويا في عباءة المعتزلة، ولعل الرؤيا التي رآها هي التي وضعت حدا لإنهاء تلك الحيرة، ورسمت له طريق التخلص كليا من مذهب الاعتزال .

واختلف الباحثون كذلك حول المذهب الذي تحول إليه أبو الحسن رحمه الله، فقيل تحول إلى مذهب الكلابية وعنه إلى مذهب السلف وهذا قول جمع من العلماء، وقيل تحول إلى مذهب الكلابية وبقي عليه، وكانت له آراء مستقلة توسط فيها بين المعتزلة والمثبتة نشأ عنها المذهب الأشعري وهو قول الأشعرية .

ويعتمد أصحاب القول الأول - القائلين بتحوله إلى الكلابية ومنها إلى مذهب السلف - على ما كتبه الأشعري في الإبانة، ويقولون إنها من آخر كتبه، وفيها نصَّ على أنه على مذهب الإمام أحمد بن حنبل رحمه الله .

إلا أن مقارنة دقيقة بين ما كتبه - رحمه الله - في الإبانة ومذهب الكلابية لا تظهر كبير فرق بين المذهبين، فما قال به الكلابية قال به الأشعري، كإثبات الصفات الخبرية كالوجه واليدين وغيرهما، وما نفاه الكلابية نفاه الأشعري كنفيه قيام الأفعال الاختيارية بالله سبحانه، حيث ذهب إلى أن صفة الإرادة صفة أزلية قديمة، لا تتجدد لفعل فعل ولا لإنشائه .

وكذلك قال - في غير الإبانة - إن الكلام صفة ذات، وأنكر على من قال إن الله تكلم بالقرآن.

أما انتسابه لمذهب الإمام أحمد فلا يمكن أن ينسب إليه بمجرد الانتساب، مع أن أقواله وأراءه تخالف ما قال به أحمد، فأحمد رحمه لم يقل بنفي اتصاف الله بالأفعال الاختيارية كالنزول والمجيء .

أما قوله بإثبات الاستواء والعلو فهو أيضا مذهب ابن كلاب، وعليه فلا ينقض هذا الاستشهاد قول من قال بأنه تحول عن الاعتزال إلى الكلابية وبقي عليها .

فهذه نبذة عن حياة الرجل الفكرية وهي توضح أهمية البحث والمطالعة، ومناقشة المرء لما عنده مما نشأ عليه، فإن البحث والاستقصاء لا يزيد الحق إلا جلاء وقوة، ولا يزيد الباطل إلا اضمحلالا ونفرة .

الفرق بين متقدمي الأشاعرة ومتأخريهم :

لعل من الواضح لدى دارسي المذهب الأشعري أن ثمة تباين ظاهر بين ما كان عليه متقدموا الأشاعرة في بعض المسائل، وبين ما استقر عليه الرأي عند المتأخرين منهم في تلك المسائل، وهو ما يؤدي بنا إلى القول بأن الأشاعرة المتأخرين لم يكونوا متبعين تماما لأبي الحسن الأشعري - رحمه الله - وإنما خالفوه في مسائل من الأهمية بمكان، حتى قال بعضهم :

لو حدث الأشعري عمن له إلى رأيه انتماء لقال أخبرهم بأني مما يقولونه براء

ويمكن التمثيل لهذه المسائل بمثالين :

المثال الأول: القول في الصفات الخبرية كصفة الوجه واليدين والعينين، فقد كان رأي الإمام أبي الحسن رحمه الله في هذه الصفات موافقا لرأي الكلابية الذين يثبتون هذه الصفات لله عز وجل، وقد نص أبو الحسن رحمه الله على إثباتها في الإبانة 51-58 وفي رسالته لأهل الثغر 72-73 ، في حين ذهب متأخروا الأشعرية إلى تأويل تلك الصفات، يقول الإيجي 3/145 في صفة اليد : " الخامسة اليد : قال تعالى : { يد الله فوق أيديهم } { ما منعك أن تسجد لما خلقت بيدي } فأثبت الشيخ صفتين ثبوتيتين زائدتين وعليه السلف وإليه ميل القاضي في بعض كتبه، وقال الأكثر إنها مجاز عن القدرة فإنه شائع، وخلقته بيدي أي بقدرة كاملة ".

المثال الثاني : صفة العلو والاستواء حيث أثبت الأشعري رحمه الله صفة علو الله واستوائه على عرشه، كما جاء في الإبانة 1/105 : " إن قيل ما تقولون في الإستواء ؟ قيل له : نقول : إن الله عز وجل يستوى على عرشه استواء يليق به .. كما قال : { الرحمن على العرش استوى }( طه : 5 )" وقال في مقالات الإسلاميين 1/290 : " جملة ما عليه أهل الحديث والسنة الإقرار بالله وملائكته وكتبه ورسله .. وأن الله سبحانه على عرشه، كما قال : { الرحمن على العرش استوى }( طه : 5 )   " أ.هـ ، بل إنه رحمه الله رد على من أوّل استواءه سبحانه بالقهر ، فقال في الإبانة 1/108 : " وقد قال قائلون من المعتزلة والجهمية والحرورية إن معنى قول الله تعالى : { الرحمن على العرش استوى } ( طه : 5 )  أنه استولى وملك وقهر وأن الله تعالى في كل مكان وجحدوا أن يكون الله عز وجل مستو على عرشه كما قال أهل الحق وذهبوا في الاستواء إلى القدرة، ولو كان هذا كما ذكروه، كان لا فرق بين العرش والأرض السابعة لأن الله تعالى قادر على كل شيء " فهذا كان رأي الإمام الأشعري، أما متأخروا الأشاعرة ، فيقول الإيجي في مواقفه 3/150-151 : " الصفة الثالثة : الإستواء لما وصف تعالى بالإستواء في قوله تعالى : { الرحمن على العرش استوى }( طه : 5 ) اختلف الأصحاب فيه، فقال الأكثرون : هو الاستيلاء ويعود الاستواء حينئذ إلى صفة القدرة، قال الشاعر :

قد استوى عمرو على العراق  من غير سيف ودم مهراق

أي استولى .. وقيل هو أي الاستواء ههنا القصد فيعود إلى صفة الإرادة نحو قوله تعالى { ثم استوى إلى السماء } أي قصد إليها وهو بعيد " فهذان مثالان يوضحان الفرق بين ما كان عليه الأشعري نفسه، وبين ما استقر عليه الرأي عند متأخري الأشاعرة.

الأفكار والعقائد :

من عقائد الأشاعرة المتأخرين التي عرفوا بها وصار العمدة في المذهب عليها:

1- تقديم العقل على النقل: وهو منهج يقوم على افتراض التعارض بين الأدلة النقلية والعقلية، ما يستدعي ضرورة تقديم أحدهما، فصاغ الأشاعرة للتعامل مع هذا التعارض الموهوم قانونا قدموا بموجبه العقل، وجعلوه الحكم على أدلة الشرع، بدعوى أن العقل شاهد للشرع بالتصديق، فإذا قدمنا النقل عليه فقد طعنا في صدق وصحة شهادة العقل، مما يعود على عموم الشرع بالنقض والإبطال .

2-  نفيهم أن تقوم بالله أمور تتعلق بقدرته ومشيئته: أي نفي ما يتعلق بالله من الصفات الاختيارية التي تقوم بذاته،كالاستواء والنزول والمجيء والكلام والرضا والغضب، فنفوا كلام الله ورضاه وغضبه باعتبارها صفة من صفاته، وادعوا أن نسبة هذه الصفات لله تستلزم القول بأن الله يطرأ عليه التغير والتحول، وذلك من صفات المخلوقات.

3-   إثبات سبع صفات لله عز وجل وتأويل أو تفويض غيرها، فالصفات التي يثبتونها هي الحياة والعلم والقدرة والإرادة والسمع والبصر والكلام النفسي، أما غير هذه الصفات فهم يتأولونها كتأولهم صفة الرضا بإرادة العقاب، وصفة الرحمة بإرادة الثواب، واستواء الله على العرش بقهره له واستيلائه عليه، إلى آخر تأويلاتهم لصفات الله.

4-   حصرهم الإيمان في التصديق القلبي: فالإنسان – وفق مذهبهم - إذا صدق بقلبه، ولو لم ينطق بالشهادتين عمره، ولم يعمل بجوارحه أيا من الأعمال الصالحة، فهو مؤمن ناج يوم القيامة، يقول الإيجي في المواقف بعد أن ذكر معنى الإيمان في اللغة : " وأما في الشرع .. فهو عندنا وعليه أكثر الأئمة كالقاضي والأستاذ التصديق للرسول فيما علم مجيئه به ضرورة، فتفصيلا فيما علم تفصيلا، وإجمالا فيما علم إجمالا "

من علماء الأشاعرة

يزخر المذهب الأشعري بأئمة أعلام، هم الذي رسخوا المذهب وقووا دعائمه، وقعَّدوا له القواعد، ووضعوا له المقدمات، ونشروا آراءه، ودافعوا عنه ضد خصومه، إلا أن كثيرا منهم - لسعة علمه - تبين له ضعف مسلك أهل الكلام، فرجع في آخر عمره إلى مذهب السلف، وعلم أن مذهبهم هو الأسلم والأعلم والأحكم، ونحن نذكر بحول الله وقوته بعض أشهر علماء الأشاعرة، ونبين رجوع من رجع منهم إلى مذهب السلف، فمن علمائهم:

1. أبو الحسن الطبري، توفي بحدود سنة 380هـ وكان من تلامذة أبي الحسن الأشعري رحمه الله - ذكر  الأسنوي عن أبي عبدالله الأسدي أنه قال في كتاب مناقب الشافعي : " كان شيخنا وأستاذنا أبو الحسن بن مهدي - الطبري - حافظا للفقه والكلام والتفاسير والمعاني وأيام العرب، فصيحا مبارزا في النظر ما شوهد في أيامه مثله، مصنفا للكتب في أنواع العلم، صحب أبا الحسن الأشعري في البصرة مدة " ( طبقات الشافعية للأسنوي 2/398) .

2.  أبو بكر الباقلاني ت 403هـ ، قال الإمام الذهبي في السير في ترجمته : " وانتصر لطريقة أبي الحسن الأشعري، وقد يخالفه في مضائق فإنه من نظرائه، وقد أخذ علم النظر عن أصحابه " ويعده الباحثون المؤسس الثاني للمذهب الأشعري، فهو الذي قعد له القواعد ، ووضع له المقدمات الكلامية، وقد تتلمذ على تلامذة الأشعري، وفاقهم علما ومعرفة .

3. محمد بن الحسن بن فورك : ت 406هـ، درس المذهب الأشعري على أبي الحسن الباهلي تلميذ أبي الحسن الأشعري ، وكان من كبار أئمة الأشعرية .

4. أبو المعالي إمام الحرمين عبدالملك بن عبدالله الجويني ولد سنة 419هـ وتتلمذ على يدي والده، وكان أحد أعلام الشافعية والأشاعرة، ويعد من المجددين داخل المذهب، وقد انتقد على الأشاعرة مسائل وردها عليهم، وتبحر في علم الكلام حتى بلغ الغاية فيه، إلا أنه رجع عنه أخيرا ، كما حكاه عنه غير واحد منهم أبو الفتح الطبري الفقيه، قال : دخلت على أبي المعالي في مرضه، فقال : اشهدوا علي أني قد رجعت عن كل مقالة تخالف السنة، وأني أموت على ما يموت عليه عجائز نيسابور " ( سير أعلام النبلاء 18/474) وقد أوصى في كتاب الغياثي - وهو من آخر كتبه - بالتزام مذهب السلف فهو المذهب الحق قبل نبوغ الأهواء وزيغان الآراء ، وذكر من حال السلف في الحرص على الطاعة والاجتهاد في أعمال البر، والابتعاد عن التعرض للغوامض والتعمق في المشكلات، ما يُلزم المرء باتباع منهجهم، والسير على طريقتهم.

5. أبو حامد محمد بن محمد العزالي ت 505هـ، قال الإمام الذهبي وكان خاتمة أمره إقباله على حديث المصطفى صلى الله عليه وسلم ومجالسة أهله، ومطالعة الصحيحين - البخاري ومسلم - اللذين هما حجة الإسلام ولو عاش لسبق الكل في ذلك الفن " سير أعلام النبلاء 19/323-324

6. أبو الفتح محمد بن عبد الكريم بن أحمد الشهرستاني ت 548هـ وقد رجع عن المذاهب الكلامية إلى دين الفطرة جاء في نهاية الإقدام ص4 قوله : " عليكم بدين العجائز فإنه من أسنى الجوائز "

7. أبو عبدالله محمد بن عمر بن الحسين الرازي ويعرف بابن خطيب الري توفي سنة 606هـ جاء في لسان الميزان ( 4/427 ) : " وكان مع تبحره في الأصول يقول : " من التزم دين العجائز فهو الفائز " ، وقال ابن الصلاح أخبرني القطب الطوعاني مرتين أنه سمع فخر الدين الرازي يقول:" يا ليتني لم أشتغل بعلم الكلام وبكى، وروى عنه أنه قال: " لقد اختبرت الطرق الكلامية والمناهج الفلسفية فلم أجدها تروي غليلا ولا تشفي عليلا ، ورأيت أصح الطرق طريقة القرآن "

وقفة مع المذهب الأشعري

من العجيب أن يعترف الأشاعرة بأن مذهبهم في تأويل جل الصفات مذهب محدث، لم يكن عليه السلف الصالح من الصحابة والتابعين، ولهم في ذلك المقولة الشهيرة، "مذهب السلف أسلم، ومذهب الخلف أعلم وأحكم" أي إن مذهب التأويل عند المتأخرين أعلم وأحكم مما نسبوه إلى السلف من التفويض الذي يعدونه المذهب الأسلم، بما يوحي بنوع انتقاص للسلف رحمهم الله في علمهم وفهمهم، وهو انتقاص لا يقوله إلا من جهل مقدارهم وموضعهم من العلم والفهم.

إن مناقشة أقوال الأشاعرة وعقائدهم التي خالفوا فيها مذهب السلف، تظهر بما لا يدع مجالا للشك مدى سلامة مذهب السلف من التناقض والاضطراب، واتصافه بالعلم والحكمة والسلامة .

ودعونا نناقش بعض عقائد الأشاعرة لنستبين على وجه التفصيل فضل علم السلف على علم الخلف، وصحة منهجهم على من جاء بعدهم ممن خالفهم، فنقول وبالله التوفيق:

أما تقديم العقل على النقل والقانون الذي صاغة الأشاعرة في ذلك، فنقول إن المسألة مصادرة من أساسها، فأهل السنة يقولون على وجه القطع: إنه لا يمكن أن يتعارض عقل صريح مع نقل صحيح، فالمسألة غير واقعة أساساً.

ثم نرد عليهم بالقول : إن العقل قد شهد بصدق الرسول وصحة نبوته، فالواجب بناء على هذه الشهادة الحقة تصديقه فيما أخبر، وطاعته فيما أمر، فإذا أخبر أن الله في السماء وجب تصديق خبره، وكان تقديم العقل على النقل طعن في شهادة العقل، وفي ذلك إبطال لشهادته بصدق الرسول، ونقض للدين.

أما نفيهم أن تقوم بالله أمور تتعلق بقدرته ومشيئته: فهو مبني على ما سبق من نفي التغير والتحول عن الله، وهو أصل فاسد والصحيح إثبات كمال قدرته سبحانه، فهو يفعل ما يشاء متى شاء، وعلى ذلك دلائل الكتاب والسنة وإجماع السلف، قال تعالى : { كل يوم هو في شأن } وقال تعالى : { لعل الله يحدث بعد ذلك أمرا } .

أما حصرهم صفات الله في سبع صفات هي الحياة والعلم والقدرة والإرادة والسمع والبصر والكلام النفسي، وتأويلهم غيرها، فغاية في الغرابة والتناقض، وإلا فما الذي جعلهم يؤولون صفة الرحمة مثلا ولا يؤلوون صفة السمع، فإن قالوا إن الأولى تدل على رقة القلب وهذا لا يليق بالله ، لأن فيه مشابهة للمخلوقين، قلنا وكذلك السمع فإن في إثباته مشابهة للمخلوقين، فإن قالوا نحن نثبت سمعا يليق به جل وعلا، قلنا فأثبتوا رحمة تليق به كما أثبتم سمعا يليق به.

أما القول بأن الإيمان في الشرع هو التصديق فمخالف للإجماع الصحيح ولأدلة الكتاب والسنة، أما الإجماع فقد قال الإمام الشافعي : " وكان الإجماع من الصحابة ، والتابعين من بعدهم ممن أدركنا : أن الإيمان قول وعمل ونية لا يجزيء واحد من الثلاثة عن الآخر " فكل من الاعتقاد والعمل الصالح والنطق بالشهادتين، ركن من أركان الإيمان لا يصح الإيمان إلا به. والأدلة النقلية على تأييد هذا الإجماع المأخوذ منها أكثر من أن تحصر .