RSS
Facebook
Twitter

Wednesday 11 December 2013

Ijazah atau ilmu ?


Dalam sebuah kehidupan ada dua orang yaitu parman dan parmin, dua orang ini berbeda. Parman sekolah tapi ilmunya biasa-biasa kalau parmin mondok tapi ilmnya luar biasa. Cita-cita mereka ingin jadi dosen dalam sebuah perguruan tinggi. Mereka terus belajar dengan giat, menimbah ilmu disekolah atau pondok terkenal.

Pada waktu yang bersamaan, mereka ikut lomba cerdas cermat, si parman gagal dalam babak penyisihan. Disisi lain si parmin lolos menuju final dan menjadi juara. Itu manandakan bahwa ilmu parman lebih rendah daripada parmin.

Pada saat umur 25 th, mereka berdua daftar jadi dosen di sebuah perguruan tinggi. Sesi pertama mereka diuji wawasan dan ilmu pengetahuannya, si parman dan si parmin lolos. Si parmin lolos dengan nilai tertinggi sedangkan parman urutan ke-10. Dalam sesi akhir mereka dimintai ijazah atau surat tamat sekolah. Si parman diterima langsung karna dia memiliki ijazah dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi, sedagkan si parmin bingung karna ia tidak punya ijazah, akhirnya ia gagal menjdi dosen. Dia tidak bersedih ia hanya mengambil hikmahnya saja yaitu “meskipun pintar apa bila tidak punya ijazah pasti tidak bisa jadi dosen”. Tapi ia tidak menyerah, ia membangun pondok pesantren kecil-kecilan dari bambu. Beberapa tahun kemudian pondok pesantrennya menjadi terkenal dan ia menjadi kiyai terkenal.

Pelajaran yang bisa kita ambil adalah ijazah itu penting tapi ilmu itu lebih penting.

0 comments:

Post a Comment