RSS
Facebook
Twitter

Tuesday 26 November 2013

Mencermati Tafsir Pluralis







                                          Mencermati Tafsir Pluralis

Setiap kita dari kecil sudah dididik oleh ustad kita di surau, masjid, mushola kita, saat ustadz membacakan salah satu ayat al fatihah ,

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ  صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
.
 ustadz memberi arti ayat dari fatihah tersebut yang artinya
Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

Tapi tau tau kemarin kita sempat mendengar berita bahwasanya smua agama adalah benar, semua agama pada akhirnya menuju menuju kebenaran ynag sama, karena kebenaran adalah sesuatu yang bersifat subyektif, sehingga ada sebuah klaim smua agama pada hakikatnya pada suatu jalan yang lurus, sehingga muncullah istilah pluralisme. Sebagai penulis saya tidak tau siapa sebenarnya dalang semua ini, tapi saya mungkin bisa memberikan hal apa yang menjadikan mereka mempunyai statemen pluralisme.

Salah satu ayat pembenar yang sering dijadikan kaum pluralis memproklamirkan hukum syar’i semua agama adalah benar adalah Surat Al Baqarah ayat 62, yang artinya berbunyi,

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالنَّصَارَى وَالصَّابِئِينَ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ,orang Yahudi, orang Nashroni dan orang-orang Shobiin, siapa saja yang beriman kepada Allah dan Rasulnya dan melakukan kebaikan (menurut Islam) mereka mendapat pahala disisi Nya dan tidak takut atas mereka dan tidak merasa sedih.”

Ayat inilah yang sering diekspolitasi kaum pluralis untuk mengkampanyekan keharusan pluralisme agama islam dengan tujuan agar ummat Islam tidak lagi fanatisme terhadap agamanya.

Ayat di atas adalah cikal bakal adanya pemahaman dari pluralism, karna ayat di atas tersurat betul adanya orang mu’min, yahudi, nasrani’ shobiin adalah orang orang di payungi oleh kebenaran tuhan.

Pembahasan

Untuk melanjutkan diskusi ini, marilah kita membahas secara benar dan tidak rancau dalam memberi makna ayat di atas kalimat demi kalimat sebagai berikut:

Pertama, orang yang beriman yaitu orang –orang yang membenarkan kepada syariat yang dibawa oleh RasulNya serta beriman kepada allah dan hari akhir.

Kedua, orang Yahudi adalah mereka yang beriman dan berpegang teguh kepada kitab Taurat serta sunnah Nabi Musa ‘alaihis salam dan di antara ajaran nabi musa adalah bahwa beliau bukan nabi terakhir, kelak suatu hari ada nabi sesudah beliau yaitu nabi Muhammad dan pengikut nabi musa harus mengikuti ajaran nabi akhir itu. Dan jika tidak mau tunduk kepada Nabi Isa ‘alaihis salam. Maka, mereka adalah kaum yang salah.

Ketiga, orang Nashrani yaitu, mereka beriman dan berpegang teguh kepada kitab injil serta serta mengikuti syariat Nabi Isa ‘alaihis salam, ajaran nabi Isa juga sama dengan dengan nabi Musa  antara lain bahawa nabi Isa adalah bukan nabi terakhir, kelak suatu hari ada nabi sesudah beliau yaitu nabi Muhammad dan pengikut nabi musa harus mengikuti ajaran nabi akhir itu. Dan jika  setelah kedatangan Nabi Muhammad shollaullahu alaihi wasallam. mereka tidak mau mengikuti ajaran yang di bawa oleh nabi Muhammad Golongan ini tidak bisa di katakana sebagai golongan yang beriman karna ukuran di katakana orang beriman adalah mematuhi semua apa yang telah di tetapkan oleh Allah.

Keempat, orang Shobiin ulama’ berbeda pendapat tantang siapa mereka ada yang mengatakan mereka kaum penyembah Malaikat, bagian dari ahli kita yang memegang kepada kitab Zabur dan mereka mempunyai aturan (agama) yang tetap untuk diikutinya, dan sebagian ulama’berkata mereka adalah orang-orang sama seperti majusi. Dan jika setelah nabi Muhammad datang mereka tetap tidak mau mengikuti ajaran yang di bawa nabi Muhammad maka mereka tidak bisa di namakan orang orang yang sama dengan orang beriman.

Karenanya, untuk menetapkan hukum kepada masing-masing golongan itu --Yahudi, Nashrani dan Shobiin-- dan disebut orang beriman, mereka harus mengaku iman kepada Allah dan hari akhir. Oleh sebab itu, mereka wajib tunduk dan patuh serta mengikuti Nabi Muhammad shollaullahu alaihi wasallam dalam ibadah yang bersifat vertical maupun horizontal.
Tapi jika kita melihat fakta sejarah yang ada jelas sekali adanya sebagian yahudi nasrani sangat memusuhi nabi dan tidak patuh dengan peraturan yang di tetapkan oleh nabi, bahkan jika kita lihat sekarang adanya agama nasrani dan juga yahudi sudah sangat berbeda dengan ajaran yang di bawa oleh nabi Musa dan Isa, karena adanya kitab kitab mereka telah di rubah oleh para pendeta dan kepala kepala mereka sehingga tidaklah tepat adanya pluralisme merupakan bagian dari ajaran islam.

Jadi bisa sedikit bisa di simpulkan bahwasanya di ketegorikan iman kepada Allah jika orang orang nasrani yahudi shobiin saat Nabi Muhammad datang membawa ajaran islam mereka menerimanya dan di aplikasikan dalam kehidupan yang nyata.

Sekali lagi perlu di pertanyakan, Benarkah ada ayat al Quran yan mendukung atau memberi payung pada konsep pluralisme agama?

0 comments:

Post a Comment